(Ilustrasi kabut asap) ANTARA FOTO/Feny Selly/pras
Setibanya di Medan, Fatimah langsung membawa anaknya ke klinik. Dia langsung memeriksakan kesehatan sang buah hati.
Beruntung hasil pemeriksaan medis menjnjukkan kesehatan anaknya dalam keadaan baik. “Alhamdulillah, keadaan anak saya tidak apa-apa. Kami juga masih menunggu apakah asap disana sudah benar-benar tidak berbahaya. Kalau tidak berbahaya kemungkinan kami akan kembali ke Kampar," jelasnya.
Untuk diketahui, kabut asap karena Karhutla kondisinya sangat mengkhawatirkan. Masyarakat terus dihantui berbagai penyakit.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat, kebakaran terbesar yang terjadi di Riau mencapai 40 ribu hektare.
Udara di empat daerah Riau masuk kategori berbahaya untuk dihirup, yakni Kota Pekanbaru, Rokan Hilir, Dumai dan Siak. Sementara dua daerah lain yang dinyatakan tidak sehat yaitu Bengkalis dan Kampar.