Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Menurut Rholand, ke depan, Kota Medan butuh pemimpin yang benar-benar peduli dengan Medan Utara, terutama dalam menanggulangi kemiskinan, karena memang di sana masih banyak kantong-kantong kemiskinan. Pembangunan seharusnya merata di segala sektor dan wilayah.
"Kota Medan juga butuh pemimpin yang bisa bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk menangani masalah ini," katanya.
Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 saat ini, angka kemiskinan di 2020 dipastikan bakal naik, seiring dengan menurunnya pendapatan masyarakat serta pertambahan angka pengangguran.
Pemerintah Pusat melalui sejumlah kementerian telah menyiapkan berbagai program bantuan sosial agar angka kemiskinan bisa ditekan. Untuk itu, pemimpin Kota Medan harus bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat, termasuk Pemerintah Provinsi agar skema jaring pengaman sosial benar-benar bisa menyentuh masyarakat.
Kota Medan juga butuh pemimpin yang lebih peduli dengan masyarakatnya, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah menjadi salah satu alternatif untuk menekan angka kemiskinan.
Hal ini sebenarnya relatif mudah dilakukan pada era teknologi seperti sekarang ini. Selain berburu keluhan masyarakat di lapangan, Pemko Medan juga bisa menampung segala keluhan dari masyarakat melalui platform digital.
"Tetapi semua itu butuh keberanian dari Pemimpin Kota Medan untuk berubah. Mau dan bisa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah," pungkasnya.