IDN Times, Pelalawan - Rudyanto Sihombing menyerahkan lahan sawit kelompoknya seluas 415 hektar di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, ke negara melalui Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH). Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan itu mengatakan, bahwa penyerahan lahan tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya terhadap hukum dan negara.
"Alasan saya adalah, sebagai pejabat negara, anggota DPRD Kabupaten Pelalawan, dengan sadar harus tunduk terhadap aturan. Ketika negara sudah melakukan verifikasi, dan di situ saya melakukan karena sekian lama sudah saya kuasai, saya akan mengembalikan ke negara dengan kesadaran dan tanpa paksa," katanya, Jumat (18/7/2025).
Diceritakannya, sebagai Ketua Poktan Petani Bersatu, Rudyanto mengungkapkan, kelompok tani tersebut baru terbentuk pasca terbitnya Undang-undang Cipta Kerja, anggotanya sudah mengelola lahan tersebut sejak 2007.
"Penguasaan awal kita itu adalah bersilaturahmi ke Batin dan kita sampaikan tujuan kita untuk bertani. Di sana, kita yang pendatang, dalam arti yang sudah bermukim di sana, menjadi anak kemenakan. Jadi kita diberi hak untuk membuka pertanian dalam bentuk kebun sawit," ceritanya.
Lebih lanjut dikatakannya, lahan tersebut diperoleh melalui mekanisme adat berupa hibah dari tokoh adat setempat. Dirinya sendiri memiliki sekitar 50 hektare dari total lahan yang diserahkan ke negara.
"Kalau kita di situ (pribadi) sekitar ada 50 hektare. Itu bagian dari yang 415 yang tadi," lanjut Rudyanto.
Rudyanto menegaskan komitmennya terhadap rehabilitasi kawasan TNTN dengan melakukan penanaman pohon-pohon kehutanan.
"Dari pemanggilan kemarin, klarifikasi di Kejaksaan dan Satgas, di sana kita sampaikan memang kita akan melakukan pemusnahan yang khusus di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Dan kita yang bersangkutan disuruh untuk menanami kembali dengan jenis tanaman kehutanan," terangnya.
Diketahui, TNTN merupakan kawasan konservasi yang luasnya lebih dari 83 ribu hektare. Namun, TNTN kini berubah menjadi kebun sawit yang dirambah oleh pendatang dari luar Provinsi Riau.