Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251103_133833.jpg
Warga blokade jalan pakai sampah di Desa Bandar Klippa, Percut Seituan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Intinya sih...

  • Jalan diblokade dengan sampah selama 2 hari, membuat pengendara harus putar balik karena banyaknya sampah dan bau tak sedap.

  • Warga merasa resah dengan banyaknya sampah di lingkungan mereka, terutama yang berjualan makanan karena bau sampah yang masuk ke warung.

  • Tumpukan sampah berasal dari warga luar daerah yang melintas, pemerintah desa sudah membersihkannya beberapa kali namun masih sering terjadi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Deli Serdang, IDN Times - Aroma busuk menyeruak di Jalan Kolam Belakang, Desa Bandar Klippa, Percut Seituan. Bau tak sedap itu muncul dari tumpukan sampah yang kini sengaja diserak sampai tengah jalan. Bahkan warga dengan kompak memblokade jalan tersebut dengan sampah, membuat siapapun yang hendak melintas terpaksa harus putar balik.

Bukan tanpa sebab mengapa warga di Desa Bandar Klippa itu mengamuk dan melakukan hal sedemikian rupa. Blokade jalan ini sengaja dilakukan karena mereka resah dengan banyaknya pengendara dari luar daerah yang membuang sampah di tempat itu.

Blokade dengan sampah menjadi bentuk protes mereka. Bahkan sampai berita ini ditulis, Senin (3/11/2025), jalan desa Bandar Klippa tersebut sama sekali tak bisa dilalui.

1. Jalan sudah diblokade pakai sampah selama 2 hari, pengendara yang melintas harus putar balik

Penampakan jalan penuh sampah yang diblokade warga (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Rokayah (39) bersama warga Desa Bandar Klippa yang lain tampak berkumpul di pinggir jalan. Sesekali mereka menyuruh pengendara yang melintas di Jalan Kolam Belakang untuk putar balik.

"Semalam kami sengaja buat ini (blokade) biar gak ada lagi yang buang sampah di sini. Jadi kami tutup jalannya. Karena sudah terlalu banyak sampah, lalatnya juga banyak. Mau makan pun kami gak selera," ungkap Rokayah kepada IDN Times, Senin (3/11/2025) siang.

Blokade yang mereka lakukan merupakan bentuk protes mereka. Yang mulanya jalanan tersebut hanya setumpuk sampah saja, lama-lama menjadi banyak sampai berserak ke mana-mana.

Pantauan IDN Times, tumpukan sampah itu memanjang sejauh 100 meter. Sampah didominasi plastik, sayur busuk, bahkan limbah rumah tangga.

"Di sini, malam hari pun kami jaga biar gak ada yang buang sampah. Ini diblokade sudah ada dua hari ini. Karena makin lama makin banyak sampahnya," lanjutnya.

2. Bau sampah yang berserak sudah lama dirasakan, warga mengaku resah

Sulastri selaku warga setempat di Desa Bandar Klippa (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Warga lain bernama Sulastri merasa terdampak dengan banyaknya sampah di lingkungan mereka. Kepada IDN Times ia mengaku puas akhirnya ia bersama warga lainnya bisa menyalurkan protes dengan blokade jalan.

"Saya mau ini bersih kembali biar gak bau, gak jorok, biar jalan aspalnya bersih lagi. Kami masyarakat sini terganggu dan resah karena baunya itu, loh," aku Sulastri.

Perempuan berusia 40 tahun ini merupakan pelaku UMKM yang menjual ayam penyet, nasi goreng, bahkan pecel lele. Bau busuk dari tumpukan sampah yang tak diperhatikan itu bahkan sering sampai di warungnya yang hanya berjarak 50 meter saja.

"Kami minta (pemerintah desa) dibersihkan. Biar gak malu juga lingkungan di sini. Biar ke depannya gak ada yang buang sampah di sini lagi," jelasnya.

3. Tumpukan sampah justru berasal dari warga luar daerah yang melintas, beberapa kali pemerintah desa sudah membersihkannya

Sepanjang Jalan Kolam Belakang penuh sampah (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Menurut pengakuan mereka, tak jarang ada yang membuang bangkai hewan. Baunya membuat masyarakat yang berada di lingkungan itu tidak nyaman.

"Malah warga kita gak ada buang di sini. Kami itu bikin lubang, begitu penuh kami timbun. Baru kami buat lubang lagi yang baru. Ini yang buang sampah di sini orang lewat. Naik motor matic mereka buang makai kakinya," ungkap Sulastri.

Pemerintah desa disebutnya juga sudah bolak-balik mengorek sampah di tempat itu. Bahkan mereka pernah membersihkannya secara bergotong royong dengan warga. Namun para pengendara yang bandel yang berasal dari luar daerah sering membuang sampah di tempat tersebut.

"Pernah kami tangkap orangnya. Salah satunya yang naik mobil pick up. Kuncinya kami tahan. Katanya janjinya mau dibuang sama dia. Ternyata gak balik lagi. Pas kami tanya, ternyata dia orang Medan. Katanya mau lewat ke rumah saudara. Masyarakat kita aja gak ada yang buang sampah di sini. Viral kayak gini kan jadinya yang malu kami," pungkasnya.

Editorial Team