Pegiat lingkungan mengglar aksi bertajuk Draw The Line untuk menolak proyek energi kotor, Sabtu (20/9/2025). (Dok: Istimewa)
Aksi Draw The Line di Medan bukan sekadar kegiatan seremonial. Menurut Aji, aksi ini merupakan bagian penting dari gerakan global yang menghubungkan suara lokal dengan agenda internasional. Ia menegaskan:
“Aksi DTL ini adalah momentum dimana organisasi lingkungan dan pemuda-pemudi di seluruh dunia dapat berkontribusi untuk menyambut COP-30 di Brazil dan mendorong terciptanya kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Momentum ini sangat cocok bagi kita semua untuk mendeklarasikan batasan untuk mengeksploitasi energi fosil yang sangat merusak lingkungan dan mengakibatkan penyempitan ruang hidup bagi masyarakat maupun ekosistem. Dengan memanfaatkan aksi serentak di seluruh dunia ini kita dapat mendorong terciptanya kebijakan yang memanfaatkan sumber daya alam yang lebih bersih, transparan, adil, dan partisipatif bagi seluruh kalangan masyarakat,” katanya.
Selain pegiat lingkungan, suara kelompok rentan juga menggema di aksi ini. Baim, dari Himpunan Difabel Muhammadiyah Sumatera Utara, menyampaikan bagaimana transisi energi yang berjalan saat ini semakin meminggirkan disabilitas, perempuan, anak, lansia, dan kelompok lainnya.
“Kaum disabilitas adalah orang-orang yang paling rentan karena disetiap subjek pasti ada disabilitas. Disabilitas menerima paling besar dampaknya karena kerusakan lingkungan. Hari ini kita mulai merasakan bagaimana rusaknya lingkungan kita, laut kita, sungai kita, semuanya udah mulai rusak. Bukan lagi mulai, tapi sudah rusak. Saya orang muda disabilitas. Saya lahir sudah merasakan ketidakadilan iklim dan kerusakan lingkungan,” ucapnya.
Aksi damai ini juga diwarnai instalasi simbolik berupa garis merah besar yang dibentangkan di tengah kota. Garis merah itu menjadi tanda batas, pesan jelas bahwa masyarakat sudah muak dengan energi kotor. Mereka menuntut pemerintah segera mempercepat transisi energi bersih yang adil, transparan, partisipatif, dan melindungi kelompok rentan.