Medan, IDN Times - Fenomena air keruh yang terjadi di perairan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, menyita perhatian publik. Keruhnya air Danau Toba ini tak hanya memengaruhi aktivitas wisata, tapi juga mengakibatkan kematian massal ikan—baik yang berada di keramba jaring apung (KJA) maupun ikan liar.
Menurut para ahli, penyebabnya bukan cuma satu. Kombinasi antara fenomena alam dan ulah manusia menjadi biang keladi terganggunya ekosistem danau kaldera terbesar di dunia ini. Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Professor Ternala Alexander Barus mengatakan Danau Toba sedang mengalami fase eutrofikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani.
“Pengaruh terpenting dari seluruh kegiatan tersebut adalah produksi sampah dan limbah secara langsung maupun tidak langsung yang masuk ke perairan Danau Toba,” kata Ternala dalam dokumen laporan singkat risetnya, Senin (4/8/2025).