Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dr Onrizal (tengah) dan Manager Environmental PTAR Mahmud Subagya (kanan) dalam Talkshow ESG bersama jurnalis, Kamis (6/3/2025). (Dok. IDN Times)

Medan, IDN Times - Dalam era bisnis modern yang makin berkembang, makin banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan berkelanjutan untuk memastikan bahwa operasional mereka tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan. Salah satu konsep yang makin mendapat perhatian adalah ESG, singkatan dari Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola).

ESG memiliki peranan penting sebagai itikad baik perusahaan terhadap upaya menjaga keberlangsungan lingkungan yang sehat di daerahnya. Salah satu upaya PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera untuk menerapkan ESG adalah membentuk tim Biodiversity Advisory Panel (BAP) pada tahun 2019.

BAP berisi ilmuwan dan akademisi yang bekerja secara independen untuk mengindentifikasi, memetakan, dan memitigasi risiko terhadap keanekaragaman hayati. PTAR sendiri tidak memiliki intervensi terhadap BAP.  Adapun tim BAP terdiri dari Rondang Siregar, Dr Sri Suci Utami Atmoko, Dr Puji Rianti and Dr Onrizal.

Dr Onrizal selaku ahli biodiversity dan lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) menjelaskan aktivitas pertambangan di Indonesia sebenarnya memiliki aturan yang sangat ketat dari pemerintah. Tujuannya menekan dampak lingkungan dan sosial. Sehingga kehadiran bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar bahkan Ketika kelak tambang tersebut berhenti beroperasi, Kawasan bertambangan kembali seperti semula dan bisa dinikmati lagi oleh masyarakat.

“Terkait BAP ini sebenarnya tidak diatur oleh pemerintah, namun dilakukan oleh PTAR. Isinya adalah para ahli dan ilmuwan berbagai kampus ternama di Indonesia. Ini suatu bentuk komitmen PTAR untuk ESG dan bentuk perhatian PTAR pada Orangutan Tapanuli,” ujar Onrizal pada Talkshow ESG bersama jurnalis, Kamis (6/3/2025).

Lantas apa fungsi dan tugas BAP?

1. Kerap memberikan advise terkait Orangutan Tapanuli

Tim Terpadu tengah melakukan kegiatan pengambilan sampel air di Instalasi Pengolahan Air (IPA), Tambang Emas Martabe, Jumat (15/5). (Dok. IDN Times)

Menurut Onrizal, pekerjaan BAP menginformasikan penguatan berkelanjutan dari kebijakan dan prosedur PTAR serta Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati tahunan. Saran BAP juga telah menghasilkan perubahan pada lokasi situs eksplorasi yang direncanakan serta pembatalan pembangunan Fasilitas Pengelolaan Tailing. Lahan yang sebelumnya telah ditetapkan untuk pengembangan tersebut sekarang telah diamankan sebagai koridor untuk memfasilitasi pergerakan orangutan.

“BAP akan terus mengkaji untuk memperkuat tata kelola tambang untuk meminimalkan dampak dari pembukaan lahan tambang, jadi yang dibuka hanya area yang benar-benar diperlukan. Ketika tambang berakhir pada 2033 hutan bisa kembali seperti semula baik flora dan faunanya sehingga bisa dapat dimanfaatkan kembali oleh Masyarakat,” terangnya.

Pada 2021, PTAR meminta BAP untuk melakukan studi independen untuk melihat apakah aktivitas tambang berdampak pada orangutan Tapanuli. Studi ini akan melengkapi survei flora dan fauna di lapangan lainnya yang telah dilakukan di tambang, selama PTAR memiliki tambang tersebut.

“Salah satu advise yang paling sering kami berikan adalah soal menjaga keberlangsungan Orangutan Tapanuli. Sampai kadang kami merasa ini sebenarnya perusahaan Orangutan, bukan tambang, karena yang banyak diurus itu soal Orangutan terus,” terangnya.

2. Membangun koridor dan pemukiman yang efektif mengurangi konflik Orangutan dan manusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di