Medan, IDN Times - Dalam era bisnis modern yang makin berkembang, makin banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan berkelanjutan untuk memastikan bahwa operasional mereka tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan. Salah satu konsep yang makin mendapat perhatian adalah ESG, singkatan dari Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola).
ESG memiliki peranan penting sebagai itikad baik perusahaan terhadap upaya menjaga keberlangsungan lingkungan yang sehat di daerahnya. Salah satu upaya PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera untuk menerapkan ESG adalah membentuk tim Biodiversity Advisory Panel (BAP) pada tahun 2019.
BAP berisi ilmuwan dan akademisi yang bekerja secara independen untuk mengindentifikasi, memetakan, dan memitigasi risiko terhadap keanekaragaman hayati. PTAR sendiri tidak memiliki intervensi terhadap BAP. Adapun tim BAP terdiri dari Rondang Siregar, Dr Sri Suci Utami Atmoko, Dr Puji Rianti and Dr Onrizal.
Dr Onrizal selaku ahli biodiversity dan lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) menjelaskan aktivitas pertambangan di Indonesia sebenarnya memiliki aturan yang sangat ketat dari pemerintah. Tujuannya menekan dampak lingkungan dan sosial. Sehingga kehadiran bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar bahkan Ketika kelak tambang tersebut berhenti beroperasi, Kawasan bertambangan kembali seperti semula dan bisa dinikmati lagi oleh masyarakat.
“Terkait BAP ini sebenarnya tidak diatur oleh pemerintah, namun dilakukan oleh PTAR. Isinya adalah para ahli dan ilmuwan berbagai kampus ternama di Indonesia. Ini suatu bentuk komitmen PTAR untuk ESG dan bentuk perhatian PTAR pada Orangutan Tapanuli,” ujar Onrizal pada Talkshow ESG bersama jurnalis, Kamis (6/3/2025).
Lantas apa fungsi dan tugas BAP?