Banjir melanda sembilan kabupaten kota di Aceh. (Dokumentasi BPBA untuk IDN Times)
Berikut ini sembilan kabupaten kota di Aceh yang terdampak banjir akibat curah intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Di Bireuen, kata dia, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Minggu, 23 November 2025, mengakibatkan terjadinya banjir luapan di beberapa kecamatan.
Air hujan yang mengalir ke saluran drainase tidak dapat tertampung dengan baik. Akibatnya, air meluap ke area sekitar.
Banjir menyebabkan tujuh kecamatan, yakni Gandapura, Jangka, Juli, Kuta Blang, Makmur, Peudada, dan Peusangan.
“Kondisi terakhir air belum surut,” kata Fadmi.
Sementara di Lhokseumawe, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang berlangsung terus-menerus mulai dari tanggal 20 sampai 26 November 2025 menyebabkan genangan, banjir dan tanah longsor.
Banjir dan longsor terjadi di empat kecamatan seperti, Banda Sakti, Blang Mangat, Muara Dua, dan Muara Satu.
Di Aceh Timur, cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan dengan intensitas terjadi sejak Sabtu (22/11/2025). Debit air yang tinggi dan durasi hujan yang cukup lama menyebabkan saluran drainase di beberapa titik tidak mampu menampung luapan air.
Hujan dan longsor terjadi di Kecamatan Banda Alam, Birem Bayeun, Darul Ihsan, Idi Timur, Indra Makmur, Julok, Madat, Nurussalam, Pante Bidari, Ranto Peureulak, dan Simpang Ulim.
“Info terakhir air masih belum surut,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA itu.
Di Langsa, hujan dengan intensitas tinggi sejak Minggu (23/11/2025) menyebabkan banjir genangan. Banjir genangan itu diduga kiriman dari lahan perkebunan kelapa sawit PTPN 1 Langsa.
Dampak material dari musibah ini terendamnya 110 unit rumah di Desa Paya Bujok Seulemak. Ketinggian air di beberapa titik dilaporkan mencapai 20 sampai 40 sentimeter dan air masih belum surut.
Info terakhir banjir dan Longsor terjadi di beberapa kecamatan seperti Langsa Barat, Langsa Kota, Langsa Lama, dan Langsa Timur.
Di Bener Meriah, akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang terus-menerus mengguyur wilayah Bener Meriah menyebabkan terjadinya longsor sekira pukul 16.30 WIB di Desa Pantai Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Rabu (19/11/2025).
Banjir menggenangi 10 kecamatan seperti di Bandar, Bener Kelipah, Bukit, Gajah Putih, Mesidah, Permata, Pintu Rime Gayo, Syiah Utama, Timang Gajah, dan Wih Pesam.
Banjir juga melanda Gayo Lues, pada Selasa (18/11/2025). Bencana itu meredam 11 kacamata. Di antaranya, Blang Jeurago, Blang Keujeren, Blang Pegayon, Dabun Gelang, Kuta Panjang, Pantan Cuaca, Pining, Putri Beutung, Kec. Rikit Gaib, Teuragon, dan Tripe Jaya.
“Informasi terakhir dari Pusdalops BPBA banjir masih belum surut,” kata Fadmi.
Selanjutnya di Aceh Singkil, banjir yang disebabkan hujan deras melanda 10 kecamatan akibat luapan Sungai Lae Cinedang. Ketinggian air di permukiman warga kisaran 50 sampai 80 sentimeter.
Seperti Kecamatan Danau Paris, Gunung Meriah, Kota Baharu, Kuala Baru, Pulau Banyak, Pulau Banyak Barat, Simpang Kanan, Singkil, Singkil Utara, Singkohor, dan Suro.
Kemudian di Aceh Utara, banjir yang telah terjadi sejak beberapa hari merendam 27 kecamatan dan menyebabkan erosi tebing sungai. Ketinggian air 30 sampai 50 sentimeter.
Di antaranya Kecamata Baktiya, Baktiya Barat, Banda Baru, Cot Girek, Dewantara, Sawang, Geureudong Pase, Kuta Makmur, Langkahan, Lapang, Lhoksukon, Matangkuli, Meurah Mulia, Muara Batu, Nibong, Nisam, Nisam Antara.
Lalu Kecamatan Paya Bakong, Pirak Timu, Samudera, Seunuddon, Simpang Keuramat, Syamtalira Aron, Syamtalira Bayu, Tanah Jambo Aye, Tanah Luas, dan Tanah Pasir.
Banjir juga merendam rumah dan kebun milik warga di Aceh Selatan, pada Sabtu, 22 November 2025. Namun, belum ada data resmi yang dikeluarkan.
“Naiknya debit yang kemudian meluap dan menggenangi wilayah permukiman dan lahan warga. Kondisi terakhir air telah berangsur surut,” kata Fadmi.