Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sampah plastik di pantai (www.pexels.com/Lucien Wanda)
ilustrasi sampah plastik di pantai (www.pexels.com/Lucien Wanda)

Banda Aceh, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh, menyebutkan total produksi sampah di ibu kota Provinsi Aceh selama libur dan cuti bersama lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah mencapai 853 ton.

“Total produksi sampah dari lebaran pertama sampai 15 April yakni 853 ton,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLHK Banda Aceh, Asnawi, kepada IDN Times, Kamis (18/4/2024).

1. Lebaran pertama hingga ketiga produksi sampah turun drastis

Ilustrasi sampah (IDN Times/Saladin Ayubi)

Asnawi menyampaikan, produksi sampah di Kota Banda Aceh saat hari pertama hingga ketika lebaran turun drastis. Lebaran pertama atau 10 April, produksi sampah sekitar 49,30 ton. Lalu 11 April sebanyak 52,35 ton, dan 12 April sebanyak 75,91 ton. 

“Kalau sampah lebaran, sebagian warga Banda Aceh banyak yang mudik. Jadi mungkin lebaran pertama, kedua, dan ketiga, volume sampah sedikit minim,” ujar Asnawi.

2. Memasuki lebaran keempat dan libur, produksi sampah naik drastis

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/julia-m-cameron)

Lonjakan produksi sampah, kata Asnawi, mulai terlihat pada 13 April atau lebaran keempat. Produksi sampah di ibu kota Provinsi Aceh mulai naik di angka 193,15 ton. Kemudian 14 April sebanyak 237,05 ton dan 15 April sebanyak 245,73 ton.

Kenaikan tersebut diakui Kabid Pengelolaan Sampah DLHK3 Banda Aceh dipengaruhi karena warga yang mulai kembali ke ibu kota Provinsi Aceh. Selain itu, kunjungan wisatawan yang berlibur.

“Hari keempat semakin naik karena penduduk mulai bermutasi,” kata Asnawi.

3. Sumber produksi sampah rata-rata di tempat wisata dan kuliner

ilustrasi sampah plastik di pantai (www.pexels.com/Lucien Wanda)

Asnawi menyampaikan, produksi sampah yang mendominasi adalah jenis sisa makanan dan minuman atau milik rumah tangga. Selebihnya jenis sampah plastik yang sebagian besar bekas wadah makanan.

Adapun lokasi yang paling banyak memproduksi sampah yakni kawasan pertokoan penjaja makanan dan minuman serta tempat destinasi. 

“Produksi yang paling banyak itu di kawasan Kecamatan Kuta Alam dan Kecamatan Baiturrahman. Dua kecamatan itu besar produksi sampah, namun di kecamatan lainnya juga ada tapi tidak signifikan,” kata Asnawi.

Editorial Team