6 Daerah di Riau Berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

08 Des 2025, 19:00 WIB

Fanny Rizano

ilustrasi bencana longsor (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

Penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sebagai bentuk antisipasi potensi bencana musim hujan di Riau.
Pemerintah Provinsi Riau menyiagakan 21 unit alat berat dan truk serta melakukan mitigasi daerah rawan bencana banjir dan longsor.
4 kabupaten/ kota di Riau mengalami banjir rob tetapi sudah surut, belum ada daerah yang terdampak banjir dan longsor akibat curah hujan yang tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pekanbaru, IDN Times- Provinsi Riau mulai memasuki musim hujan. Atas hal itu, sejumjalah pemerintah daerah di Bumi Lancang Kuning, menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edy Afrizal mengatakan, saat ini sudah 6 daerah yang menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

"Kabupaten/ kota yang telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi yakni, Rohul (Rokan Hulu), Inhil (Indragiri Hilir), Siak, Kuansing (Kuantan Singingi), Rohil (Rokan Hilir) dan Kota Pekanbaru," ucap Edy, Senin (8/12/2025).

"Untuk Pekanbaru, Kuansing dan Rohil memang sudah menetapkan status itu (status siaga darurat bencana hidrometeorologi), tapi SK-nya belum sampai sama kami," sambungnya.

1. Sebagai bentuk antisipasi potensi bencana

Kepala BPBD Provinsi Riau M Edy Afrizal (IDN Times/ dok BPBD Riau)

Edy menerangkan, penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi itu dilakukan, sebagai bentuk antisipasi dini terhadap potensi bencana. Karena, saat ini di Provinsi Riau sudah memasuki musim hujan dengan potensi sedang, lebat, kilat/ petir dan angin kencang.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Riau juga mengambil langkah antisipatif, yakni mendirikan posko koordinasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor.

"Kesiapan ini merupakan tahap awal dalam strategi penanggulangan bencana di Riau, yang mencakup sosialisasi dan pendirian posko pemantauan," kata Edy.

2. Siagakan 21 unit alat berat dan truk

ilustrasi alat berat (dok.istimewa)

Edy melanjutkan, pihaknya juga menyiagakan 21 unit alat berat dan kendaraan truk untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.

Penyiagaan alat berat ini dilakukan melalui koordinasi erat dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Riau.

"Persiapan kita di tahap awal yakni sosialisasi, mendirikan posko dan pemantauan. Termasuk koordinasi dengan Dinas PUPR untuk siaga di lokasi rawan bencana," lanjut Edy.

Tidak sampai disitu, pihaknya juga telah melakukan mitigasi daerah rawan bencana banjir dan longsor di kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau.

"Musim hujan di Riau diperkirakan berlangsung sampai Januari 2026. Jadi, dilakukan persiapan agar bisa mengambil langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan guna mengurangi risiko atau dampak bencana hidrometeorologi," jelas Edy.

3. 4 kabupaten/ kota alami banjir rob

Dahnial (kiri) berdiri di depan gerbang Pesantren Darul Mukhlisin, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, Sabtu (6/12/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Edy menambahkan, hingga saat ini belum ada daerah di Provinsi Riau yang terdampak banjir dan longsor akibat curah hujan yang tinggi. Namun, ada 4 daerah yang mengalami banjir rob tetapi sudah surut.

"Banjir rob terjadi di Kabupaten Inhil, Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai. Tapi beberapa jam saja sudah surut," tambah Edy.