Pajak USU atau Pajus selalu jadi semacam “paru-paru ekonomi” bagi mahasiswa USU dan warga Padang Bulan. Di Medan, istilah “pajak” memang bukan soal fiskal atau terkait dengan nama Purbaya, tapi soal pasar. Selain jadi tempat belanja murah, pajak ini merupakan arena pertemuan berbagai kepentingan sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik ruang kota.
Dalam lanskap urban Medan, Pajus beroperasi sebagai ekosistem yang menahan tekanan finansial terhadap mahasiswa. Harga hidup yang terus naik, UKT merangkak, dan biaya kos makin menggigit, memposisikan Pajus tetap bertahan sebagai tempat mahasiswa mencari napas melanjut asa. Ia tumbuh, berubah, kadang berkonflik, tapi selalu kembali berdiri.
Fakta-fakta berikut menunjukkan bahwa Pajus bukan hanya pasar yang seperti selama ini kita kenal. Di dalam kawasan ekonomi ini, ada semacam laboratorium hidup tentang bagaimana kota, mahasiswa, pedagang kecil, dan kekuatan informal saling membentuk satu sama lain. Oleh karena unik dan tingginya dinamika kawasan ekonomi ini, IDN Times akan merangkum 5 fakta unik terkait Pajak USU Medan, selama ia berdiri. Yuk Simak!
