Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fly over Jamin Ginting (IDN Times/Prayugo Utomo)
Fly over Jamin Ginting (IDN Times/Prayugo Utomo)

Buat kamu warga Medan atau yang sering melintas di kawasan Padang Bulan, Jembatan Layang (Flyover) Simpang Pos pasti sudah gak asing lagi. Struktur beton megah ini jadi penyelamat dari macet parah yang dulu jadi "menu" sehari-hari di persimpangan Jalan Jamin Ginting, Ngumban Surbakti, dan A.H. Nasution.

​Diresmikan pada 2015, flyover ini sukses besar mengurai benang kusut lalu lintas di salah satu titik tersibuk Medan. Tapi, di balik fungsinya sebagai pemecah macet, ternyata jembatan layang ini menyimpan banyak cerita dan fakta unik yang jarang diketahui orang.

Dengan banyaknya cerita di balik flyover ini, mari kita simak 5 fakta unik terkait simpang pos yang mungkin belum pernah kamu dengar.

​1. Punya dua nama, mana yang benar?

Fly Over Jamin Ginting (Dok.IDN Times/istimewa)

Kalau kamu tanya warga sekitar, mereka pasti menyebutnya Flyover Simpang Pos. Nama ini begitu melekat karena lokasinya yang berada di persimpangan yang sejak dulu dikenal sebagai Simpang Pos.

​Tapi ternyata, nama resminya sebenarnya adalah Flyover Jamin Ginting. Nama ini diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Letnan Jenderal Djamin Ginting, pahlawan nasional kebanggaan dari Tanah Karo, Sumatera Utara.

​2. Bagian dari jalan pemegang rekor MURI terpanjang se-Indonesia!

Ilustrasi fly over (Dok.IDN Times/istimewa)

Flyover Jamin Ginting sendiri punya panjang "hanya" sekitar 625 meter. Terlihat biasa saja, kan? Tapi jangan salah, jembatan layang ini adalah bagian super penting dari sebuah jalan yang luar biasa.

​Flyover ini merupakan segmen dari Jalan Letjen Jamin Ginting yang pada 14 Juni 2023 dinobatkan oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai jalan nasional terpanjang di Indonesia! Total panjangnya mencapai 71,3 kilometer, membentang dari Kota Medan, melintasi Deli Serdang, hingga Kabupaten Karo.

​Jadi, bisa dibayangkan, flyover sepanjang 625 meter ini punya peran vital untuk memastikan kelancaran arteri raksasa sepanjang 71,3 km. Keren, kan?

​3. Pembangunannya penuh drama, sampai pakai "trik" politik

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Pavel DanilYuk)

Membangun proyek sebesar ini tentu tidak mudah. Proyek senilai Rp120 miliar ini sempat terancam molor karena masalah pembebasan lahan yang alot. Dari total 130 bidang tanah yang dibutuhkan, 32 di antaranya masih bersengketa, mulai dari ahli waris yang tak sepakat soal ganti rugi hingga sertifikat yang masih di bank.

​Pemerintah pusat pun enggan mencairkan dana sebelum semua lahan beres. Di tengah kebuntuan, Pemko Medan mengambil langkah cerdik. Mereka sengaja meratakan 98 bidang tanah yang sudah bebas.

​Tujuannya? Ini adalah sebuah "trik" untuk menunjukkan kepada pemerintah pusat bahwa proyek sudah berjalan dan Pemko Medan serius bekerja. Strategi ini berhasil menciptakan tekanan dan momentum, yang akhirnya membuat dana pembangunan bisa segera turun.

​4. Menyimpan kecanggihan rekayasa yang tersembunyi di bawah tanah

ilustrasi pilar beton (pexels.com/Roktim Razee)

​Saat melintas di atasnya, kita mungkin hanya melihat aspal dan beton yang kokoh. Padahal, inovasi rekayasa tercanggih dari flyover ini justru tersembunyi di dalam tanah.

​Fondasi jembatan ini menggunakan sistem tiang bor (bore pile) berdiameter 1 meter yang ditanam sedalam 20 meter. Untuk mendistribusikan beban raksasa ke tiang-tiang tersebut, para insinyur merancang pile cap (kepala tiang) dengan metode analisis super canggih bernama Model Strut and Tie (STM).

​Metode ini secara presisi memetakan aliran gaya tekan dan tarik di dalam beton, sehingga penempatan tulangan baja menjadi sangat efisien dan aman. Desainnya bahkan diverifikasi berlapis, baik secara manual maupun dengan program komputer khusus, untuk menjamin keamanan maksimal. Jadi, di bawah jalan yang kamu lewati, ada perhitungan rumit yang menjaga semuanya tetap stabil.

​5. Dari solusi macet jadi lokasi kisah mistis

Fly over Jamin Ginting (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tidak bisa dipungkiri, flyover ini sukses besar menuntaskan masalah kemacetan parah di Simpang Pos. Namun, seiring berjalannya waktu, jembatan ini juga mendapatkan reputasi lain yang lebih kelam.

​Secara tragis, flyover ini beberapa kali menjadi lokasi untuk kasus bunuh diri. Peristiwa-peristiwa memilukan ini akhirnya memunculkan berbagai "kisah mistis" dan legenda urban di kalangan masyarakat. Banyak pengendara yang mengaku mengalami hal-hal aneh atau ganjil saat melintas di sana, terutama saat malam hari.

​Transformasi dari simbol kemajuan kota menjadi lokasi yang diselimuti cerita horor menunjukkan bagaimana sebuah bangunan bisa menyerap berbagai kisah kehidupan warganya.

​Itulah lima fakta unik di balik Flyover Jamin Ginting atau Simpang Pos. Ternyata, sebuah jembatan layang bisa menjadi saksi bisu dari sejarah, politik, inovasi rekayasa, hingga tragedi kemanusiaan yang membentuk cerita sebuah kota. Jadi, saat melintas di sana lagi, kamu mungkin akan melihatnya dengan cara yang berbeda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team