Ribuan warga berunjuk rasa terkait rencana pengembangan Pulau Rempang dan Galang menjadi kawasan ekonomi baru di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/8/2023). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)
Penolakan tahapan relokasi ini juga sempat berujung ricuh antara pihak pengawalan dan masyarakat Pulau Rempang. Bahkan dalam kericuhan tersebut, tidak sedikit pula masyarakat yang ditangkap karena dinilai telah melawan petugas.
Seperti yang terjadi pada 7 September 2023, di mana saat itu pemerintah didampingi tim gabungan ingin melakukan pengukuran lahan di Pulau Rempang.
Masyarakat setempat pun mengambil langkah pemblokiran satu-satunya akses jalan ke Pulau Rempang, tepatnya di jembatan 4 Pulau Rempang Galang.
Aksi pembelokiran tersebut berujung ricuh ketika tim pengamanan mendesak untuk memukul mundur masyarakat setempat. Dengan kekuatan ratusan personel, tim pengamanan menembakkan gas air mata ke segala penjuru, termasuk sekolahan yang berada di sekitar lokasi.
Selain itu, aksi lainnya pecah ketika ratusan masyarakat Pulau Rempang dan berbagai pihak yang mendukung masyarakat melakukan aksi unjuk rasa penolakan di Kantor BP Batam pada 11 September 2023.
Aksi yang dimulai dengan berbagai orasi dari para petinggi masyarakat adat Melayu ini berjalan normal dan tidak terdapat kekerasan di dalam aksi ini.
Namun, aksi unjuk rasa itu berujung ricuh ketika beberapa orang tidak dikenal menyusupi aksi unjuk rasa tersebut dan melakukan berbagai keributan, seperti pelemparan batu hingga percobaan pembakaran gedung BP Batam.