Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Orangutan Tapanuli menjadi salah satu satwa yang nyaris punah di Habitat Batangtoru. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Orangutan Tapanuli langsung ditetapkan sebagai satwa sangat terancam punah begitu diumumkan sebagai spesies baru pada 2017. Ekosistem Batangtoru sebagai habitatnya dinilai sebagai rimba terakhir yang memiliki keanekaragaman hayati cukup kompleks.

Dinamika di dalam Batangtoru juga begitu kompleks. Ancaman untuk keberlangsungan ekosistemnya menjadi isu serius hingga kalangan internasional.

Batangtoru memiliki luas 240 ribu hektar yang terfragmentasi ke dalam tiga blok. Ekosistem ini terus menjadi pembahasan dalam periode satu dekade terakhir. Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dengan masyarakat terus melakukan upaya konservasi, agar kawasan ini tetap terjaga kelestariannya.

Berikut lima fakta yang dihimpun IDN Times tentang ekosistem Batangtoru.

1. Menjadi rumah eksklusif dari primata terlangka, pongo tapanuliensis

Orangutan tapanuli (inaturalist.org/mark_spence)

Ekosistem Batang Toru adalah habitat terakhir orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Rumah eksklusif bagi primata yang paling sedikit jumlahnya di muka bumi.

Riset menunjukkan, jumlah populasi orangutan Tapanuli kurang dari 800 individu. Uni Konservasi Internasional (IUCN) memasukkan spesies ini dalam kategori daftar merah sebagai satwa terancam punah.

Orangutan sebagai petani hutan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyebarkan biji-bijian melalui pola makan frugivoranya.

2. Sudah menjadi KSP, Ekosistem Batangtoru didorong menjadi KSN

Editorial Team

Tonton lebih seru di