Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan HMPV Lebih Berbahaya untuk Anak-anak, Waspadai Gejalanya

Ilustrasi ibu memakaikan masker pada anak (freepik.com/wirestock)

Pernah dengar tentang Human Metapneumovirus atau lebih akrab disebut HMPV? Kalau belum, kamu wajib banget baca artikel ini sampai habis. HMPV adalah salah satu virus yang sering menyerang sistem pernapasan, dan tahu gak, anak-anak adalah salah satu kelompok paling rentan terkena dampaknya.

Banyak orang masih kurang waspada terhadap virus ini, padahal efeknya bisa lebih serius dari yang kita bayangkan.

Nah di artikel ini, IDN TImes bakal bahas tuntas kenapa HMPV bisa lebih berbahaya untuk anak-anak, mulai dari alasan medis, gejala yang perlu diwaspadai, sampai cara pencegahannya.

Jadi, siap-siap ya, kamu bakal mendapatkan insight yang menarik dan pastinya bikin lebih waspada. Yuk, langsung aja kita masuk ke pembahasannya!

1. Sistem imun anak masih belum matang

Ilustrasi anak periksa kesehatan (freepik.com/freepik)

Sistem imun anak-anak, khususnya balita, belum sepenuhnya berkembang dan cenderung kurang mampu melawan infeksi dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini membuat tubuh mereka menjadi sasaran empuk bagi virus seperti Human Metapneumovirus (HMPV).

Virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan, serta dapat menjalar hingga ke saluran pernapasan bawah, seperti bronkus dan paru-paru. Akibatnya, anak-anak lebih sering mengalami infeksi yang lebih parah dan membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di The Journal of Infectious Diseases, anak-anak di bawah usia lima tahun memiliki risiko komplikasi lebih tinggi akibat HMPV. Selain itu, bayi yang lahir prematur atau memiliki kondisi bawaan seperti gangguan paru-paru kronis atau penyakit jantung bawaan memiliki risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, perhatian ekstra diperlukan, terutama jika anak sering mengalami batuk atau sesak napas.

2. Gejalanya bisa menyerupai penyakit lain

Ilustrasi anak sedang sakit (freepik.com/freepik)

Salah satu alasan HMPV sering diabaikan adalah karena gejalanya mirip dengan penyakit pernapasan lainnya, seperti flu biasa, RSV (Respiratory Syncytial Virus), atau pneumonia. Gejala awalnya bisa berupa pilek, batuk ringan, demam, atau hidung tersumbat, hal yang sering dianggap sepele.

Namun, dalam beberapa hari, gejala tersebut bisa memburuk, menyebabkan sesak napas, mengi, dan bahkan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), HMPV adalah penyebab utama kedua infeksi saluran pernapasan akut pada anak-anak setelah RSV.

Penting untuk segera membawa anak ke dokter jika mereka mengalami kesulitan bernapas, tidak mau makan atau minum, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Pemeriksaan lebih lanjut, seperti rontgen dada atau tes darah, dapat membantu memastikan diagnosis.

3. Resiko komplikasi lebih tinggi

Ilustrasi anak berbaring di rumah sakit (freepik.com/DC Studio)

HMPV tidak hanya menyebabkan infeksi ringan pada saluran pernapasan atas, tetapi juga dapat memicu komplikasi yang serius. Salah satu komplikasi yang paling umum adalah bronkiolitis, yakni peradangan pada saluran napas kecil di paru-paru.

Selain itu, HMPV dapat menyebabkan pneumonia, yang ditandai dengan peradangan pada jaringan paru-paru, mengakibatkan demam tinggi, batuk parah, dan sesak napas yang memerlukan perawatan medis segera.

Menurut Pediatric Infectious Disease Journal, sekitar 20% anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena HMPV membutuhkan terapi oksigen atau ventilator untuk membantu pernapasan mereka.

Faktor risiko yang memperburuk komplikasi termasuk riwayat asma, alergi berat, atau kondisi medis lain seperti penyakit jantung bawaan. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi menjadi lebih serius.

4. Penularan cepat dan mudah

Ilustrasi anak sedang sakit (freepik.com/user18526052)

HMPV menyebar dengan cara yang sangat mudah, terutama di lingkungan tempat anak-anak sering berinteraksi, seperti sekolah, tempat penitipan anak, atau taman bermain. Virus ini menular melalui droplet, yaitu percikan kecil dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, yang kemudian terhirup oleh anak lain.

Selain itu, virus ini juga bisa bertahan di permukaan benda, seperti mainan, meja, atau gagang pintu, sehingga anak-anak yang menyentuh benda tersebut berisiko tertular jika mereka menyentuh wajah, hidung, atau mulut.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), virus ini biasanya lebih aktif pada musim hujan atau musim dingin, ketika suhu dan kelembapan udara mendukung penyebarannya.

Langkah-langkah sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, membersihkan mainan secara rutin, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit dapat membantu mengurangi risiko penularan.

5. Belum ada vaksin khusus

Ilustrasi dokter memegang jarum suntik (freepik.com/freepik)

Berbeda dengan penyakit seperti influenza yang sudah memiliki vaksin yang efektif, hingga saat ini belum ada vaksin spesifik untuk mencegah HMPV. Ini berarti anak-anak harus mengandalkan imunitas alami mereka untuk melawan infeksi, yang tentunya menjadi tantangan besar, terutama bagi mereka dengan sistem imun yang lemah. Hal ini menempatkan HMPV sebagai ancaman yang lebih serius dibandingkan penyakit pernapasan lainnya.

Upaya untuk mengembangkan vaksin sedang berlangsung, tetapi masih memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum bisa digunakan secara luas. Oleh karena itu, strategi pencegahan non-vaksin menjadi sangat penting.

Orang tua disarankan untuk memastikan anak mereka mendapatkan asupan nutrisi yang baik, tidur cukup, dan lingkungan yang higienis agar tubuh mereka lebih kuat melawan infeksi. Selain itu, langkah sederhana seperti menghindari kerumunan saat musim penyakit dapat membantu melindungi anak dari paparan virus ini.

HMPV memang menjadi ancaman serius bagi anak-anak, terutama karena sifatnya yang sering "menyamar" dan kemampuan menular yang tinggi. Orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala yang tampak ringan namun bisa memburuk dengan cepat. Dengan pengetahuan dan tindakan preventif yang tepat, risiko HMPV bisa diminimalkan, dan kesehatan anak-anak dapat lebih terjaga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
EditorSandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
Follow Us