Seekor gajah sumatra (elephas maximus sumatrensis) menangkat belalainya menjelang matahari terbenam di Suaka Marga Satwa Padang Sugihan, Sumatra Selatan, Kamis (13/7/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo). Konservasi gajah terus digalakkan untuk mencegah kepunahan mamalia paling besar di daratan ini. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumut Bresman Marpaung mengungkap alasan relokasi tiga gajah itu. Dia pun mengakui soal wacana relokasi yang sudah dibahas sejak lama.
Kata dia kesejahteraan satwa di BNWS jadi alasan relokasi. Pengelola BNWS mengaku sudah tidak bisa optimal dalam melakukan perawatan gajah. Pengelola mengaku bahwa mereka tengah dalam kondisi kesulitan ekonomi.
“Dia menyatakan, kondisi manajemen pengelolaan di sana agak menurun. Terutama soal keuangan. Sehingga tidak begitu optimal, dalam pembiayaan 10 gajah di sana,” kata Bresman kepada IDN Times, Senin (28/4/2025).
Sejak Maret 2024, BBKSDA sudah bersurat kepada BNWS. Hingga akhirnya, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memberikan rekomendasi untuk melakukan relokasi gajah.
Pada pengecekan November 2024 lalu, BBKSDA juga menemukan kondisi gajah dengan berat badan yang tidak ideal. Kondisi ini, kata Bresman membuat gajah rentan terserang penyakit.
Manajemen BNWS juga mengakui kekurangan tenaga mahout atau pawang gajah. Untuk sepuluh gajah, di sana hanya dikelola tiga mahout yang semula ada delapan. Pihak BBKSDA Sumut pun memperbantukan sejumlah mahout mereka ke BNWS.