Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251203-WA0106.jpg
Bantuan dikirim ke desa terisolir dengan berjalan kaki (dok.Pendam I/BB)

Intinya sih...

  • 3 desa di Kecamatan Sitahuis Tapteng masih terisolasi, bantuan diberikan dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer

  • Beras dan pasokan sandang pangan lainnya dipikul, melewati longsoran tanah

  • Ini adalah bantuan pertama yang sampai di 3 desa Kecamatan Sitahuis yang terisolir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tapanuli Tengah, IDN Times - Sampai saat ini, masih banyak desa yang terisolir di Tapanuli Tengah. Banyak pula jalanan hingga jembatan yang terputus total, membuat penyaluran bantuan harus melalui aral yang menyulitkan.

Sebagian bantuan ada yang diterbangkan dan dijatuhkan langsung dari pesawat Hercules. Sementara sebagian juga ada yang didistribusikan tim Satuan Tugas (Satgas) dengan berjalan kaki.

1. 3 desa di Kecamatan Sitahuis Tapteng masih terisolasi, bantuan diberikan dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer

Tim satgas saat memberi bantuan ke warga Sitahuis (dok.Pendam I/BB)

Sedikitnya ada 3 desa di Kecamatan Sitahuis yang benar-benar terisolir. Akses menuju ke sana pun sama sekali tertutup akibat longsor dan banjir bandang akhir November lalu.

"Kami menyalurkan bantuan logistik dengan berjalan kaki ke desa-desa yang terisolir akibat bencana alam di Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pendorongan dilakukan karena akses kendaraan menuju Desa Mompang, Desa Mardame, dan Desa Naga Timbul masih terputus total," kata Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Asrul Harahap, Rabu (3/12/2025).

Prajurit Yonif 122/TS yang mengantar bantuan disebutnya harus berjalan kaki. Mereka melalui bekas longsoran yang masih becek dan ditutup lumpur cukup dalam.

"Tim harus menempuh perjalanan kaki sekitar 5 kilometer untuk membawa logistik dari titik terakhir yang masih dapat diakses kendaraan. Satgas menyebut, kebutuhan bantuan masih sangat mendesak dan meminta tambahan suplai sembako dikirim ke Adiankoting untuk kembali didorong menuju desa-desa terisolir," lanjutnya.

2. Beras dan pasokan sandang pangan lainnya dipikul, melewati longsoran tanah

Warga 3 desa di Sitahuis ambil bantuan pangan (dok.Pendam I/BB)

Karena medan yang terjal dan berlumpur, pelan-pelan Satgas menyalurkan bantuan untuk 3 desa. Bantuan secara bergantian mereka pikul mulai dari beras hingga pangan yang lain.

"Sebanyak 196 sak beras, 84 dus mie instan, 115 dus air mineral, 15 dus biskuit, serta 3 goni pakaian layak pakai dipikul prajurit menuju titik pengungsian," ujar Asrul.

3 desa ini disebutnya sama sekali belum pernah menerima bantuan. Akses yang sulit membuat ratusan warganya terisolasi.

"Bantuan ini dibagikan kepada 120 keluarga di Desa Naga Timbul, serta masing-masing 20 keluarga di Desa Mompang dan Desa Mardame. Seluruh warga diketahui belum pernah mendapatkan bantuan sejak bencana terjadi," rinci Kapendam.

3. Ini adalah bantuan pertama yang sampai di 3 desa Kecamatan Sitahuis yang terisolir

Warga saat mengambil bantuan pangan (dok.Pendam I/BB)

Kepala Desa Naga Timbul, Bakhtiar Lumban Tobing, mengatakan bahwa saat ini warganya tengah diungsikan. Banyak rumah di sana yang terdampak dan rusak diterjang longsor.

"Sekitar 1.300 warga kita masih bertahan di pengungsian dan belum menerima pasokan sembako. Ini merupakan bantuan pertama yang berhasil masuk ke wilayah kami sejak bencana melanda," jelas Bakhtiar.

Kapendam I/BB mengatakan pihaknya dan tim gabungan terus berupaya mempercepat distribusi bantuan bagi warga terdampak. Di sisi lain saat ini tim gabungan juga tengah mencari jenazah masyarakat yang tertimbun longsor.

“Prajurit berupaya menembus desa-desa terisolir agar masyarakat segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan,” pungkasnya.

Editorial Team