Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tampilan bajaj di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Baru beberapa bulan terakhir, Bajaj Modern hadir di Kota Medan, dan kini tengah trending untuk sektor transportasi umum. Bajaj ini di bawah perusahaan bernama Maxride.

Untuk dapat menggunakan bajaj ini, dengan cara memesannya terlebih dahulu di aplikasi Maxride secara online.

IDN Times mewawancarai sejumlah masyrakat, terkait hadirnya bajaj di Kota Medan untuk mengetahui seperti apa dampaknya sejauh ini. Berikut penilaian masyarakat.

1. Tarif lebih murah dibanding ojek online

Tampilan bajaj di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Kebanyakan dari masyarakat menilai hadirnya bajaj ini, dapat mendukung perputaran ekonomi dalam bidang transportasi umum. Mulai dari keunikan tampilan sehingga dapat menjadi perhatian, hingga tarif harga yang sudah disesuaikan berdasarkan perjalanan penumpang (kilometer).

Raini, salah seorang masyarakat mengatakan dirinya senang menggunakan transportasi umum sejak sebulan yang lalu. Sebab, menurutnya menjadi pilihan yang nyaman dan tarif harga yang cukup relatif murah dibandingkan ojek online.

"Kalau naik transportasi online yang lain itu, kadang gak mau hidupkan AC. Beberapa kali ada aku naik begitu, jadi semenjak ada bajaj enak aja merasa nyaman. Meski gak ada AC tapi udah ada anginnya," kata Raini pada IDN Times Jumat (17/1/2025).

Selain itu, dia mengatakan bajaj juga bisa menjadi pilihan transportasi yang efektif dan efisien untuk menuju kelokasi tujuan.

"Terus menarik perhatian juga, selama ini kan kalau di Medan yang banyak diketahui masyarakat untuk transportasi umum hanya angkot, ojek online, kalau yang baru ya paling bus litrik itu dari Pemerintah Kota Medan," tambahnya.

2. Merasa lebih nyaman dan tenang

Tampilan bajaj di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hal yang sama juga dikatakan Ishan Fadly, dia mengakui saat menggunakan transportasi bajaj bisa lebih tenang karena tidak ada ugal-ugalan.

Selain itu juga, tarif ongkos yang dibayar juga relatif murah.

"Saya kira naik bajajnitu ribut ternyata, bajaj yang ini juga gak ribut. Mungkin karena masih baru, jadi enak didalam dan ongkosnya menurut saya relatif murah. Jadi ini transportasi yang unik di Medan," kata Ishan.

3. Tampilan bajaj dinilai lucu bagi masyarakat Kota Medan

ide outfit pattern ala Stefany Talita (instagram.com/stefanytalita)

Banyak yang tidak mengetahui khususnya masyarakat Kota Medan tentang, telah hadirnya bajaj di Kota Medan.

Yani sebagai seorang masyarakat juga menambahkan bahwa secara pribadi, untuk tampilan bajaj ini berbentuk lucu serta bertaraf murah.

"Artinya, saya mendukung adanya transportasi umum bajaj di Medan," tutupnya.

Sebelumnya, sejumlah pengemudi mengakui ada rasa kekhawatiran karena beberapa unit bajaj telah ditangkap karena ada penertiban dari Dinas Perhubungan Kota Medan.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Dinas Perhubungan Kota Medan, melalui Kabid Lalu Lintas dan Angkutan (LLA) Dinas Perhubungan Kota Medan, Ami Kholis Hasibuan mengakui bahwa pihaknya membenarkan sempat ada penertiban bajaj.

"Gak ada aturan,” kata Ami pada IDN Times saat menerangkan tidak ada aturan untuk bajaj.

Saat ditanya apakah Bajaj sudah memiliki izin di Kota Medan, dikatakannya pihak bajaj belum ada memiliki ijin.

"Gak ada (izin) ke kita,” ucapnya.

Terkait penggunaan SIM apa yang dipakai seharusnya oleh bajaj, dia menjawab Dishub tidak memiliki kapasitas untuk hal tersebut.

"Kalau pengemudi gak di kita, itu di kepolisian,” jelasnya.

Ami menjelaskan, untuk lebih lengkapnya bisa menanyakan kepada perusahaan langsung.

"Karena gak punya izin, mengaku di kita sebagai ASK (Angkutan Sewa Khusus) tapi kita gak tahu statusnya sebagai apa juga gak ada. Mereka hilang dari Kementerian, mereka bagian dari ASK, ASK itu kan ojek online untuk mobil roda 4, roda 3 gak diatur. Kalaupun ada aturan di roda 3 itu di level pusat itu, itu hanya diatur untuk angkutan barang bajaj-bajaj. Makanya melakukan penertiban," terang Ami.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kasi Moda dan Teknologi Dinas Perhubungan Medan, Erlando Purba bahwa pihaknya sempat menertibkan bajaj di Kota Medan. Hal ini disebabkan tidak ada izin kelayakan jalan.

"Kemaren sempat ditertibkan ada 12 unit, karena harus memenuhi persyaratan teknis layak jalan,” jelasnya.

Nantinya, kata Erlando tidak menutup kemungkinan akan ada lagi penertiban bajaj jika masih juga belum ada pemenuhan syarat bagi bajaj dan pengemudi.

Sebenarnya di kota lainnya seperti Makassar, bajaj modern dengan sistem aplikasi ini sudah setahun beroperasi dan diklaim sudah memiliki izin operasi di jalan.

Editorial Team