12 Destinasi Wisata Religi Islam di Sumatera Utara

Di balik keramaian kota dan keindahan alamnya yang sudah dikenal luas, Sumatera Utara menyimpan sebuah narasi yang lebih hening namun sarat makna. Ini adalah kisah tentang jejak spiritual para ulama, kemegahan istana kesultanan, dan denyut peradaban Islam yang telah lama berakar kuat di Tanah Deli.
Bagi kamu yang mencari sebuah perjalanan yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menenangkan jiwa dan memperkaya wawasan, maka menelusuri rute religi ini adalah pilihan yang sempurna.
Mari kita simak 12 destinasi wisata religi Islam yang akan memberikanmu pengalaman tak terlupakan!
1. Makam Papan Tinggi, Barus

Perjalanan ziarah ke sini adalah sebuah ujian, baik secara fisik maupun mental. Untuk sampai ke makam Syekh Mahmud, seorang ulama dari abad ke-7, kamu harus menapaki ratusan anak tangga yang cukup curam.
Namun, semua lelah itu akan terbayar lunas dengan pemandangan Samudra Hindia yang spektakuler dari puncak bukit, memberikan pengalaman ziarah yang bukan sekadar doa, tetapi sebuah perjalanan spiritual penuh makna.
2. Makam Mahligai, Barus

Inilah salah satu titik nol peradaban Islam di Nusantara. Di kompleks pemakaman kuno seluas hampir 3 hektar ini, ditemukan nisan Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi.
Mengunjungi Makam Mahligai akan membawamu serasa masuk ke museum terbuka, tempat kamu bisa menyaksikan bukti otentik kehadiran komunitas Muslim pertama di Indonesia.
3. Masjid Raya Al-Mashun, Medan

Sebagai bangunan kebanggaan Kota Medan, masjid ini merupakan warisan agung dari Kesultanan Deli. Dibangun pada tahun 1906, arsitekturnya yang unik dengan bentuk segi delapan adalah hasil perpaduan harmonis antara gaya Timur Tengah, India, dan Spanyol.
Kemegahannya yang memukau, dengan material pilihan yang didatangkan langsung dari Italia hingga Prancis, menjadi sebuah penanda betapa jayanya Kesultanan Deli pada masanya.
4. Istana Maimun, Medan

Bergeser sedikit dari Masjid Raya, berdiri megah Istana Maimun yang dahulu menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli.
Kunjungan ke istana ini akan memberikanmu konteks utuh tentang kemegahan Masjid Raya. Di sini, kamu bisa melihat langsung singgasana sultan, koleksi peninggalan kerajaan, dan bahkan berfoto mengenakan baju adat Melayu.
5. Masjid Al-Osmani, Medan

Jauh sebelum Masjid Raya Al-Mashun berdiri, Masjid Al-Osmani telah lebih dulu menjadi masjid tertua di Medan. Didirikan pada tahun 1854, masjid ini dijuluki "Masjid Kuning" karena warnanya yang dominan kuning keemasan, sebuah warna yang menjadi simbol kebesaran suku Melayu.
Di kompleksnya juga terdapat makam lima raja Deli, menjadikannya destinasi ziarah yang sarat akan sejarah.
6. Masjid Lama Gang Bengkok, Medan

Masjid ini adalah simbol nyata toleransi dan multikulturalisme di Medan sejak dahulu kala. Keunikannya terletak pada sejarah pendiriannya: berdiri di atas tanah wakaf seorang Datuk Melayu dan didanai oleh Tjong A Fie, seorang saudagar Tionghoa yang dermawan.
Arsitekturnya pun menjadi cerminan akulturasi yang apik antara gaya Tiongkok, Melayu, dan Persia.
7. Makam Keramat Datuk Kota Bangun, Medan

Ingin mendengar sebuah legenda yang menarik? Berziarahlah ke Makam Datuk Kota Bangun. Makam Syekh Syaid Muhammad Ibnu Attahir Al-Jufri ini dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.
Konon, ada kisah "adu kesaktian" antara sang Datuk dengan Guru Patimpus (pendiri Kota Medan) yang berakhir dengan keislaman Guru Patimpus, cerita ini menjadi bukti penyebaran Islam melalui karisma para ulama.
8. Perkampungan Babussalam, Langkat

Ini bukan sekadar situs sejarah, melainkan pusat Tarekat Naqsyabandiyah yang masih hidup hingga sekarang. Didirikan oleh Syekh Abdul Wahab Rokan, perkampungan ini menjadi magnet spiritual yang menarik puluhan ribu peziarah setiap tahunnya, terutama saat perayaan Haul.
Berziarah ke makam sang syekh akan memberikanmu pengalaman spiritual yang mendalam dan otentik.
9. Masjid Azizi, Langkat

Masjid megah di Tanjung Pura ini adalah warisan Kesultanan Langkat yang keindahannya menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu. Namun, ada yang lebih istimewa di sini.
Di kompleks masjid ini bersemayam Pahlawan Nasional sekaligus sastrawan besar, Tengku Amir Hamzah. Ziarah ke sini menjadi sebuah paket lengkap: perjalanan religi, sejarah, dan sastra.
10. Masjid Raya Sulaimaniyah, Serdang Bedagai

Peninggalan utama dari Kesultanan Serdang ini berdiri kokoh di Perbaungan. Dibangun pada tahun 1901 oleh Sultan Sulaiman, masjid ini sangat kental dengan corak Melayu yang didominasi warna kuning dan hijau.
Tepat di sampingnya, kamu bisa melanjutkan perjalanan spiritual dengan berziarah ke kompleks makam Sultan Sulaiman beserta para keturunannya.
11. Masjid & Makam Syekh Zainal Abidin, Padangsidimpuan

Jauh di pedalaman Tapanuli, berdiri masjid tertua di Padangsidimpuan yang dibangun pada tahun 1880. Masjid yang didirikan oleh Syekh Zainal Abidin Harahap ini memiliki keunikan pada bahan bangunannya yang terbuat dari campuran tanah liat dan putih telur.
Tidak jauh dari masjid, makam sang syekh menjadi pusat ziarah penting bagi masyarakat di wilayah Tapanuli Bagian Selatan.
12. Makam Syekh Musthafa Husein, Mandailing Natal

Bagi kalangan santri dan warga Nahdliyin, nama Syekh Musthafa Husein Nasution sangatlah terhormat. Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah yang legendaris sekaligus salah satu tokoh kunci Nahdlatul Ulama (NU) di Sumatera.
Berziarah ke makamnya di Mandailing Natal adalah bentuk penghormatan pada perjuangan seorang ulama besar dalam dunia pendidikan Islam.
Setiap sudut di Sumatera Utara menyimpan cerita, dan setiap destinasinya menebarkan aura ketenangan. Jadi, kapan kamu akan memulai petualangan spiritualmu di Sumatera bagian utara ini?