Balada Rindu Anak-anak Sekolah Rakyat Medan usai 10 Hari Bersekolah

- Anak-anak SRMP 2 Medan merasa rindu kepada orangtua yang bekerja jauh
- Mereka bersikap positif terhadap program Sekolah Rakyat dan menikmati kebersamaan dengan teman-teman di asrama
- Para siswa menerima pendidikan tentang kedisiplinan dan pembentukan karakter serta merasa aman dan nyaman di asrama
Medan, IDN Times - "Ayah saya kerja bangunan, ibu saya Ibu Rumah Tangga. Kangen sama mereka, tapi kata mamak demi masa depan harus tahan di sini".
Kalimat ini dilontarkan Sabila Putri, salah satu siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Kota Medan di Asrama Putri, Sentra Bahagia Medan. Ungkapan rindu Sabila kepada sosok ayah dan ibunya di rumah. Namun, kerinduannya harus disingkirkannya demi mempertahankan pendidikan masa depannya.
Sejak tanggal 14 Juli 2025, terhitung sudah berjalan 10 hari anak-anak yang berada di Sentra Bahagia Medan menjalani program Sekolah Rakyat (SR). Saat ini, mereka masih tahap mengikuti Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dalam Sekolah Rakyat Menengah Pertama atau SRMP 2 Kota Medan.
IDN Times memantau kegiatan para siswa tepat pada momen Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025. Dari 100 anak ini, banyak mengakui rasa rindu kepada orangtuanya.
1. Ada rasa yang bercampur dari senang hingga sedih

Sabila Putri, salah satu siswa SRMP 2 Kota Medan menyampaikan hal tersebut. Dia mengatakan ada rasa yang bercampur, dari senang, bahagia, gembira hingga sedih karena sudah mulai jarang bertemu orangtua.
"Senang bisa dapat kawan baru, bisa belajar bersama dengan kawan baru, gurunya baik dan ramah. Makanannya di sini enak, bergizi, suka," kata Sabila, Rabu (23/7/2025).
Selama ini menu makanan yang dimakan olehnya dari Sekolah Rakyat sering juga dimakannya. Seperti masakan sang Ibu.
Meski biasanya tidur atau istirahat bersama orangtua, dan kali ini tidak. Tapi, baginya menjadi keseruan bisa tidur beramai-ramai.
"Di sini saya anggap (anak-anak lainnya seperti) keluarga. Rindu sama keluarga, tapi kata mamak demi masa depan gak apa," tutur anak ke-tiga dari tiga bersaudara ini.
Selama 10 hari, Sabila bertemu dengan orangtuanya baru sekali saat berkunjung di Sentra Bahagia, pada hari Minggu (20/7/2025).
2. Para anak-anak diberikan pendidikan tentang kedisiplinan dan pembentukan karakter

Hal yang sama juga dirasakan oleh Amanda (13) dan Amira (12) yang merasa rindu dengan sang ibu dan ayah. Mereka juga mengaku bahagia berada di srama yang telah disediakan di Sentra Bahagia. Keduanya merupakan warga Medan Johor.
"Mamak belum pernah berkunjung," ucap Amanda.
Selama di Sekolah Rakyat, para anak-anak diberikan pendidikan tentang kedisiplinan dan pembentukan karakter.
"Kegiatannya ada nonton sang pemimpi, terus ada kuis juga dikasih coklat," ungkapnya.
3. Anak-anak mulai terbiasa bangun pagi sendiri

Saat malam hari, mereka mengatakan bahwa tidak takut karena sudah aman dan nyaman. "Kata bapak (wali asuh) senyamannya tidur. Kalau mau ramai-ramai juga gak apa asal jangan ribut. Kami tidur jam 10 atau 11 gitu. di sini gak boleh ada pake HP kami. Kalau udah pagi kami bangun sendiri, biasanya di rumah dibanguni," bebernya.