Saya pelajari bahwa strategi Industrialisasi yang tepat harus berbasis pada potensi dan keunggulan yang kita miliki. Kita mengetahui persis di sektor apa sebagian terbesar warga masyarakat mencari kehidupan. Kita juga mengetahui persis jumlah dan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kapasitas inovasi yang kita miliki.
Itulah sebabnya, saya selalu mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa industrialisasi Indonesia selayaknya fokus pada 4 sektor utama yakni : pertanian, maritim, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Strategi industrialisasi harus melibatkan 2 elemen penting yaitu melibatkan rakyat banyak dan menggunakan bahan baku dari produk unggulan dan kearifan lokal. Seluruh instrumen kebijakan yang ada di tangan pemerintah, katakanlah bantuan dana APBN, insentif fiskal dan moneter/ perbankan, kebijakan ekspor-impor, peringkasan & percepatan perijinan, serta perpaduan teknologi industri 4.0, perlu difokuskan pada pengembangan 4 sektor dimaksud. Dana stimulus yang ada saat ini seyogyanya diprioritaskan pada percepatan proses transformasi dimaksud. Demikian juga substansi Omnibus law dapat dijadikan landasan hukum yang kuat untuk membangun ekosistem dan platform mempercepat transfromasi struktur ekonomi.
Saya yakin, transformasi struktur ekonomi tersebut akan ditandai dengan tumbuhnya industri yang bertumpu pada value chain dan supply chain, yang menggunakan bahan baku lokal dan melibatkan rakyat banyak. Selanjutnya, kolaborasi dapat berkembang secara luas antara usaha besar dan UMKM dan antara BUMN, Koperasi, dan Swasta. Kolaborasi tersebut ditopang oleh UMKM dan Koperasi yang kuat dan tangguh.
Untuk itu UMKM dan Koperasi perlu ditangani lebih serius dan sistematis, terutama yg bergerak di 4 sektor prioritas tersebut.
Ujungnya, kita akan menyaksikan tingkat kebahagiaan warga masyarakat yang lebih baik. Manfaat nyata juga dapat diukur dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, angka kemiskinan dan pengangguran lebih rendah. Dan yang lebih penting kesenjangan sosial ekonomi semakin menipis. Keadilan makin terasa gregetnya.
Dengan transformasi struktural itulah kita akan merasakan adanya hikmah besar di balik serangan pandemi COVID-19.
Memang kita hanya bisa berharap pada hikmad kebijaksanaan pemerintah. Dengan kepercayaan yang tinggi, warga juga yakin bahwa Presiden Jokowi akan tetap konsisten menerapkan kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil, membangun dari desa, dan meletakkan dasar pijakan yang kuat hingga tahun 2024 menuju Indonesia maju, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Akhirnya, kita masih perlu saling mengingatkan, bahwa Sistem Ekonomi kita harus merupakan turunan dari Pancasila dan UUD 1945, yang pada dasarnya memerintahkan negara untuk hadir sebagai pengendali pasar, mewujudkan efisiensi dan keadilan, untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Semoga!
Penulis: Benny Pasaribu, PhD adalah Dosen dan Ketua Senat Universitas Trilogi; mantan Ketua Komisi Keuangan dan Ketua Panitia Anggaran DPR RI; mantan Wakil Ketum/ Ketua Harian HKTI.