Warga Sebut Bahlil Berbohong Soal Situasi di Pulau Rempang 

Warga: Hanya 5 yang setuju relokasi di Pasir Merah

Batam, IDN Times - Masyarakat Kampung Tua Pasir Merah Sembulang menuding Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia telah melakukan pembohongan publik terkait situasi di Pulau Rempang, Galang, Kota Batam.

Salah satu orang yang dituakan di Kampung Tua Pasir Merah, Siti Hawa mengaku bahwa selama ini Bahlil Lahadalia telah membohongi masyarakat secara luas hasil dari kunjungannya beberapa waktu lalu di Pulau Rempang.

Ia menjelaskan, sejauh ini ratusan kepala keluarga yang terdampak relokasi tahap pertama secara tegas masih terus melakukan penolakan relokasi tersebut.

"Kami di Kampung Pasir Merah hanya 5 yang menerima direlokasi, itupun bukan masyarakat asli sini, mereka semua pendatang dan ada juga yang bekerja di BP Batam. Sedangkan ratusan orangtua lainnya di Kampung Pasir Merah ini masih terus menolak dan tidak sudi direlokasi," kata Siti Hawa, Selasa (3/10/2023).

1. Suara masyarakat yang menolak investasi Rempang Eco City terus diselubungi

Warga Sebut Bahlil Berbohong Soal Situasi di Pulau Rempang Masyarakat Kampung Tua Pasir Merah menyambut kedatangan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi dengan melakukan aksi penolakan (Dokumentasi warga Pasir Merah)

Hingga saat ini, ratusan masyarakat Pulau Rempang yang terdampak relokasi tahap pertama investasi Rempang Eco City secara tegas dan konsisten masih terus melakukan upaya-upaya penolakan.

Bahkan, upaya penolakan yang dilakukan tersebut dirasa telah diselubungi dengan adanya pernyataan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia kepada publik bahwa masyarakat Pulau Rempang telah bersedia direlokasi.

"Demi Allah kami tidak akan sudi investasi itu masuk ke kampung kami, semua yang disampaikan Bahlil tidak benar. Mati ditembak pun kami tetap akan mempertahankan Kampung leluhur kami," tutur Siti.

Tidak hanya itu, pada 3 Oktober 2023 lalu pihaknya juga menyambut kehadiran Kepala BP Batam, Muhammad Rudi dengan berbagai sepanduk penolakan, tapi tidak ada tanggapan apapun dari Muhammad Rudi kepada masyarakat.

Baca Juga: Tim Advokasi Kemanusiaan untuk Rempang Minta 30 Tersangka Ditangguhkan

2. Bahlil tidak menampung aspirasi masyarakat secara keseluruhan, dinilai telah bohongi publik

Warga Sebut Bahlil Berbohong Soal Situasi di Pulau Rempang Spanduk penolakan beredar di lingkungan masyarakat Kampung Tua Pasir Merah Sembulang (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Kunjungan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia ke Pulau Rempang pada 17 September 2023 lalu mendapati tanggapan serius dari masyarakat setempat.

Pasalnya, setelah pertemuan itu bahlil menegaskan bahwa masyarakat menerima investasi yang akan masuk ke Pulau Rempang dengan salah satu syarat di relokasi ke daerah di Pulau Rempang saja.

Namun, terdapat fakta di balik pertemuan itu di mana banyak masyarakat yang berusaha untuk menyuarakan penolakannya, tetapi dibungkam oleh beberapa pihak.

"Kami masyarakat yang menolak saat pertemuan itu banyak datang ke lokasi dengan niat suarakan penolakan kami. Tapi kami dihalangi polisi," ungkap Siti.

Ia menegaskan, semua pernyataan Bahlil ke publik terkait masyarakat setempat menerima masuknya investasi tidak benar sama sekali.

"Bahlil pembohong. Kami sampai sekarang semua masyarakat asli di Sembulang, Pulau Rempang yang terdampak masih solid dan kompak untuk menolak masuknya investasi itu. Jadi tidak ada namanya relokasi-relokasi. Kami tetap pertahankan kampung kami," tegasnya.

3. Terjadi konflik horizontal di kalangan masyarakat

Warga Sebut Bahlil Berbohong Soal Situasi di Pulau Rempang Masyarakat Kampung Tua Pasir Panjang saat melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Beberapa masyarakat yang enggan namanya dipublikasi menjaskan, bahwa saat ini masyarakat-masyarakat setempat telah mengalami konflik horizontal / konflik sesama masyarakat.

Akibat kisruh relokasi tahap pertama tersebut, saat ini masyarakat yang terdampak relokasi ini terpecah menjadi 2 kelompok. Kelompok yang menolak dan menerima direlokasi.

Ia menegaskan hal itu terjadi di beberapa Kampung Tua terdampak, beberapa di antaranya ada di Kampung Tua Pasir Panjang dan Kampung Tua Pasir Merah.

"Di Pasir Panjang bisa dilihat dari jamaah mesjid saja. Masyarakat yang menolak tidak lagi melakukan shalat berjamaah di mesjid, selain itu banyak omongan-omongan negatif setiap warga yang menjelekan satu dengan lainnya," ungkapnya.

Untuk di Kampung Tua Pasir Merah sendiri, masyarakat setempat mengaku kepada dirinya bahwa terdapat 5 masyarakat yang menyetujui untuk direlokasi.

Lima warga yang menyetujui ini dipastikan merupakan masyarakat pendatang dan bukan merupakan masyarakat asli Kampung Tua Pasir Merah.

"Di Pasir Merah masyarakatnya tidak terpecah karena semuanya sampai sekarang masih menolak, 5 kepala keluarga yang setuju itu orang luar. Masyarakat setempat geram (kesal) betul dengan 5 kepala keluarga ini karena mengatasnamakan kampung," tuturnya.

Baca Juga: Peringatan Maulid di Kampung Tua Pasir Panjang Rempang Tak Lagi Sama

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya