Kecanggihan KRI Diponegoro 365 yang akan Dikirimkan Menuju Lebanon

Dipersenjatai berbagai teknologi mutakhir

Batam, IDN Times - Kapal Republik Indonesia (KRI) Diponegoro 365 kembali ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia dalam menjalankan misi satgas maritim task force (MTF) XXVIII-O UNIFIL di Lebanon.

Kapal misi United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini tiba di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Kota Batam, Rabu (13/12/2023).

"Kehadiran kami di Kota Batam merupakan penyelesaian etape pertama dari Jakarta menuju Batam yang dilepas langsung beberapa hari lalu oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subianto. Di Kota Batam ini kita juga melakukan isi ulang bekal (refueling) terkahir sebelum melanjutkan etape ke dua menuju Kolombo," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) MTF, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, Sabtu (16/12/2023).

1. KRI Diponegoro 365 akan jalankan misi perdamaian selama 14 bulan

Kecanggihan KRI Diponegoro 365 yang akan Dikirimkan Menuju LebanonKomandan KRI Diponogoro 365, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu di depan anti rudal (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu yang juga mengomandoi KRI Diponegoro 365 mengatakan, dalam misi perdamaian ini terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui, antara lain perjalanan dari Jakarta menuju Kota Batam; Kota Batam menuju Kolombo Srilanka; Kolombo Srilangka menuju Shalalah Oman.

Pada tahapan selanjutnya, KRI Diponogoro 365 akan melanjutkan perjalanannya dari Shalalah Oman menuju Port Said Mesir; dan terakhir dari Port Said Mesir menuju Beirut Libanon. Seluruh rangkaian perjalanan ini akan memakan waktu selama 27 hari.

"Sesuai dengan LoA (Letter of Acceptance), kita akan 1 tahun berada di Libanon dan perjalanan berangkat dan pulang masing masing 27 hari, kurang lebih total keseluruhan 14 bulan," ujarnya.

Dijelaskannya, selama di Libanon pihaknya akan melakukan beberapa rangkaian kegiatan, seperti latihan di laut Mediterania Libanon bersama angkatan laut dari berbagai negara serta melakukan pengawasan wilayah perairan Libanon. Dalam misi ini, KRI Diponogoro 356 menggantikan posisi jaga KRI Frans Kaisiepo 368 di Libanon.

"Tugas utama kita untuk mencegah adanya barang-barang ilegal menuju Libanon atau dari Libanon, terutama senjata. Tugas kedua kita sesuai mandat dari PBB yaitu juga membantu angkatan laut Libanon dalam operasi maritime interdiction operation, karena sampai saat ini atas permintaan dari Libanon juga agar mereka dibantu dalam pelaksanaan operasi ini sehingga kita akan membantu. Itu adalah yang dimandatkan kepada kita dari PBB," lanjutnya.

Baca Juga: Polda Aceh Sebut Security Camp Bangladesh Aktor Pengiriman Rohingya

2. KRI Diponegoro 365 dipersenjatai dengan berbagai teknologi mutakhir

Kecanggihan KRI Diponegoro 365 yang akan Dikirimkan Menuju LebanonPersonel KRI Diponogoro 365 saat melintas di depan helikopter anti kapal selam AS-565 MBe Panther HS-1305 (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Dalam menyukseskan misi satgas MTF XXVIII-O UNIFIL di Libanon, tentunya diperlukan keunggulan pada berbagai poin, antara lain dari kesiapan seluruh personel kapal hingga kemutakhiran kapal yang diberangkatkan sendiri, seperti KRI Diponogoro 365.

Kapal jenis korvet ini memiliki panjang 90,71 meter, lebar 13,02 meter dan tinggi 8,75 meter. Kapal perang yang memiliki berat 1.700 ton ini mampu melaju dengan kecepatan 28 knot.

KRI Diponegoro 365 juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan persenjataan siap tempur, persenjataan tersebut antara lain meriam kaliber 76 milimeter, rudal permukaan dengan jarak jangkau 100 kilometer, radar anti-pesawat udara serta dua unit meriam kaliber 20 milimeter kanan dan kiri. 

Tidak hanya itu, kapal perang ini semakin gahar setelah diperlengkapi dengan satu unit helikopter anti kapal selam AS-565 MBe Panther dengan nomor lambung HS-1305. Helikopter ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS) yang dapat beroperasi optimal di area laut dangkal, maupun laut dalam.

"Helikopter ini dirancang untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran dan melancarkan serangan torpedo di perairan, dibuat di Prancis pada tahun 2017. Jadi seluruh persenjataan yang dilengkapi pada KRI Diponogoro 365 ini sudah sesuai dengan yang diminta oleh PBB dalam misi MTF di Lebanon," tegasnya.

3. Pertama kali bertugas dalam satgas MTF, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu optimis selesaikan misi perdamaian

Kecanggihan KRI Diponegoro 365 yang akan Dikirimkan Menuju LebanonLetkol Laut (P) Wirastyo Haprabu (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Pria kelahiran 29 Februari 1980 di Kota Pemalang, Jawa Tengah ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 48 Tahun 2002.

Sepanjang mendidikasihkan karirnya di TNI AL, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu pernah bertugas di berbagai kapal perang TNI AL seperti kelas Van Spejik hingga kelas MRLF. Sebelumnya ia juga dipercaya untuk memimpin berbagai jenis kapal perang yang berada dibawah naungan Koarmada II, antara lain KRI Sampari-628, KRI Fatahillah-361.

Pada misi yang berlangsung pada penghujung tahun 2023 ini, dirinya juga melakukan berbagai antisipasi agar perjalanan KRI Diponogoro 365 tidak terjadi hambatan.

"Untuk misi ke Lebanon adalah misi yang pertama kali bagi saya, karena tidak semua orang berangkat kesana memimpin sebagai Dansatgas, tentunya harus melewati tahapan tahapan seleksi, rekrutmen dan lainnya. Selain itu, kita akan mengantisipasi cuaca buruk di laut, beberpa perairan yang akan menjadi perhatian kita adalah Laut Merah, Laut Arab dan Samudra Hindia. Update cuaca akan terus kita lakukan karena seperti kita ketahui bahwa kita akan melewati samudera atau lautan yang terbuka, pastinya tidak seperti laut di indonesia sehingga kondisi cuaca sangat mempengaruhi jalur kita," tutupnya. 

Baca Juga: Tanaman Petani Lebanon Rusak Akibat Bom Fosfor Putih Israel

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya