Anies: Ada Kapal Sipil Bersenjata Kawal Nelayan Asing di Natuna Utara

Anies sebut pemerintah harus perketat pengawasan maritim

Batam, IDN Times - Calon Presiden nomor urut satu, Anies Rasyid Baswedan menyinggung kedaulatan maritim Indonesia di perairan Laut Natuna Utara (LNU), Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Dalam kunjungan Anies ke Kota Batam, Provinsi Kepri, ia menyinggung beberapa hal termasuk persoalan di Laut China Selatan atau yang kini disebut Laut Natuna Utara.

“Soal Laut Natuna Utara, kedaulatan wilayah harus dijaga dan itulah sebabnya dalam debat kemarin kami sampaikan pentingnya memprioritaskan tentang menjaga kawasan maritim Indonesia,” kata Anies, Jumat (19/1/2024).

1. Anies sebut ada kapal sipil bersenjata yang dampingi kapal nelayan asing

Anies: Ada Kapal Sipil Bersenjata Kawal Nelayan Asing di Natuna UtaraCalon presiden nomor urut dua, Anies Baswedan (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Anies menjelaskan, di dalam kasus Laut Natuna Utara, saat ini pihaknya mendapati adanya Kapal Ikan Asing (KIA) yang didampingi kapal-kapal sipil bersenjata di Laut Natuna Utara.

“Kita harus memprioritaskan tentang menjaga kawasan maritim Indonesia, terutama dari kapal-kapal nelayan asing yang sering didampingi oleh kapal-kapal sipil bersenjata yang itu mengganggu kedaulatan kita,” ujarnya.

Dirinya pun menegaskan bahwa harus ada langkah-langkah yang lebih oleh pemerintah untuk menyelamatkan kawasan maritim di Laut Natuna Utara.

2. Anies sebut Indonesia harus jadi pemimpin ASEAN untuk selesaikan permasalahan Laut Natuna Utara

Anies: Ada Kapal Sipil Bersenjata Kawal Nelayan Asing di Natuna UtaraCalon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan saat berkunjung ke pasar Tos 3000 Batam (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Dalam debat Calon Presiden putaran ketiga yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Anies turut menyoroti permasalahan konflik maritim di Laut Natuna Utara yang tidak kunjung terselesaikan.

Menurut Anies, solusi di dalam permasalahan di Laut Natuna Utara adalah penguatan peran Indonesia di Asosiation of South East Asian Nations (ASEAN).

“Padahal kata kuncinya menyelesaikan persoalan (Laut Natuna Utara) ini ASEAN. Indonesia negara terbesar di ASEAN, pendiri ASEAN. Indonesia harus kembali menjadi pemimpin ASEAN yang dominan,” kata Anies, Minggu (7/1/2024).

Ia kembali mengatakan bahwa peran Indonesia di kancah internasional jangan sekadar menjadi tamu undangan di dalam acara konferensi. Indonesia harus menjangkau semua negara ASEAN yang menjadi pintu masuk kekuatan China.

“Misalnya di LCS apakah itu Laos, Myanmar itu akan menjadi bagian kesepakatan ASEAN terhadap wilayah LCS. Karena kekuatan luar ASEAN yang datang di sini, jadi kita hadapi sebagai satu regional bukan sekadar Indonesia berhadapan dengan negara lain, tapi satu region dan Indonesia memimpin ASEAN itu kata kuncinya,” tegasnya.

3. Sepanjang 2023, banyak KIA yang lakukan ilegal fishing di Laut Natuna Utara

Anies: Ada Kapal Sipil Bersenjata Kawal Nelayan Asing di Natuna UtaraABK KIA Vietnam saat menunjukan ikan hasil tangkapan (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2023, puluhan KIA melakukan tindakan penangkapan ikan ilegal di kawasan Laut Natuna Utara.

Meski adanya tindakan penangkapan oleh aparat penegak hukum di perairan Laut Natuna Utara, para nelayan tradisional masih banyak mengeluhkan adanya KIA yang melakukan penangkapan ikan ilegal di lokasi tersebut.

Nelayan tradisional setempat pun hingga saat ini terus menyarakan penguatan pengawasan di kawasan Laut Natuna Utara agar tidak ada lagi tindakan penangkapan ikan ilegal di lokasi ini.

Baca Juga: Anies Singgung PSN Rempang Eco City, Sebut Pemerintah Tidak Sabaran

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya