Riau Defisit Beras di Tengah Pandemik, Sagu Bisa Jadi Alternatif

Penghasil sagu terbesar di Indonesia ada di Meranti

Pekanbaru, IDN Times – Riau menjadi salah satu dari empat provinsi yag dinyatakan defisit stok beras di tengah pendemik corona. Kondisi ini juga dinilai sangat memprihatinkan.

Apalagi saat ini, Riau tengah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan COVID-19.

1. Krisis pangan bisa menimbulkan masalah baru

Riau Defisit Beras di Tengah Pandemik, Sagu Bisa Jadi AlternatifBantuan beras yang diterima Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Rabu (29/4). Humas Pemprov Sulsel

Wakil Ketua DPRD Riau Hardiano, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Pemerintah harus segera mengambil sikap agar kelangkaan beras tidak menimbulkan permasalahan baru di tengah masyarakat yang sangat disulitkan dengan bencana ini.

"Cukup memprihatinkan di tengah pandemi, kita malah dihadapkan dengan defisit beras. Ini tentu sangat dilematis, karena Provinsi Riau hingga hari ini masih sangat bergantung pada provinsi tetangga untuk menyuplai kebutuhan beras sendiri," ucap Hardianto, seperti dilansir dari ANTARA, Rabu (6/5) petang.

Baca Juga: Saat Ini Bulog Sumut Hanya Miliki Stok Gula 250 Ton

2. Stimulus kepada petani bisa dongkrak produksi

Riau Defisit Beras di Tengah Pandemik, Sagu Bisa Jadi AlternatifIlustrasi stok beras atau sembako di supermarket Palembang. (IDN Times/dokumen)

Hardianto menyarankan, agar Pemprov Riau dan Pemda kabupaten/kota menghidupkan kembali sentra pertanian dengan memberikan stimulus kepada petani untuk berproduksi.

"Berikan dorongan stimulus pada petani. Kita hidupkan lagi sentra pertanian yang semula tidak jalan. Ini bisa dikerjakan. Karena kita tidak punya pilihan lain, kalau cetak sawah berkaitan dengan waktu dan anggaran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan saat ini," ucap politisi Gerindra itu.

3. Sagu bisa jadi potensi alternatif pengganti beras

Riau Defisit Beras di Tengah Pandemik, Sagu Bisa Jadi AlternatifDokumentasi TN Teluk Cenderawasih

Dia juga menyarankan agar pemerintah melirik sagu sebagai sumber pangan alternatif. Karena, penghasil sagu terbesar ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Hari ini kan perkebunan sagu terbesar berada di Meranti. Nah mungkin saja, bisa dijadikan komoditas pangan alternatif," ucapnya.

Sebagai informasi Kementan melaporkan daerah yang mengalami defisit beras sampai saat ini mencakup empat provinsi yakni Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Maluku Utara.

Meski terdapat daerah yang terpantau mengalami defisit, Kementan menjamin bahwa potensi ketersediaan beras sampai Juni 2020 akan mencukupi.

Baca Juga: Pekanbaru Terapkan PSBB, 8 Muda-mudi Ini Malah Mabuk-mabukan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya