Warga Sabang Minta UNHCR dan IOM Pindahkan Rohingya dari Pulau Weh

Pemko mengaku tak pernah keluarkan uang untuk Rohingya

Banda Aceh, IDN Times - Warga Gampong Kuta Barat, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh, terus mendesak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) untuk segera memindahkan para pengungsi etnis Rohingya keluar dari Pulau Weh.

Hal tersebut disampaikan Keuchik Gampong Kuta Barat, Muhammad Hamim, yang melakukan audiensi ke Kantor Wali Kota Sabang bersama perwakilan masyarakat, Kamis (7/12/2023). Mereka menyuarakan aspirasi warga setempat sekaligus mendukung pemerintah dalam hal pemindahan etnis Rohingya.

“Saya mewakili masyarakat Gampong Kuta Barat meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab, terutama UNHCR dan IOM agar segera memindahkan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang beberapa waktu lalu ke tempat yang seharusnya,” kata Hamim, dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).

1. Perilaku para Rohingya jadi alasan warga menolak

Warga Sabang Minta UNHCR dan IOM Pindahkan Rohingya dari Pulau WehEtnis Rohingya yang mendaratkan diri di Pulau Weh, Sabang. (Dokumentasi Humas Pemko Sabang)

Halim menyampaikan alasan warga menolak keberadaan Rohingya di Sabang selain karena harus menempatkan mereka ke tempat yang tempat penampungan seharusnya juga disebabkan kondisi perilaku para imigran itu di kamp penampungan sementara di Dermaga CT-1, Gampong Kuta Barat.

“Hal ini membuat warga semakin geram, pasalnya sanitasi yang disediakan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya,” ujar Halim.

Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian segera, Halim khawatir akan berdampak buruk terhadap keindahan dan kebersihan lingkungan Kota Sabang. Terlebih menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

“Dimana biasanya banyak dikunjungi wisatawan,” imbuh keuchik Gampong Kuta Barat itu.

2. Pemko Sabang bakal cross check tempat penampungan Rohingya

Warga Sabang Minta UNHCR dan IOM Pindahkan Rohingya dari Pulau WehEtnis Rohingya yang mendaratkan diri di Pulau Weh, Sabang. (Dokumentasi Humas Pemko Sabang)

Sementara itu, Asisten Pemerintahan Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Sekretaris Daerah Kota Sabang, Naufal, mengatakan laporan yang disampaikan masyarakat akan ditindaklanjuti dengan melakukan peninjauan langsung kondisi di lapangan.

Bila memang terjadi seperti dilaporkan, pemerintah bakal mengkomunikasikan dengan UNHCR selaku pihak yang menangani dan bertanggung jawab terhadap masalah pengungsi.

“Dari informasi tersebut, nanti kita akan cross check ke lapangan tentang kebenaran laporan ini,” kata Naufal.

3. Dipastikan Pemko Sabang tak pernah keluarkan uang satu sen pun untuk Rohingya

Warga Sabang Minta UNHCR dan IOM Pindahkan Rohingya dari Pulau WehEtnis Rohingya yang mendaratkan diri di Pulau Weh, Sabang. (Dokumentasi Humas Pemko Sabang)

Sehubungan dengan itu, Naufal menyampaikan bahwa sampai saat ini Pemerintah Kota (Pemko) Sabang tidak pernah mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Rohingya. Penyediaan tempat penampungan sementara merupakan kesepakatan forkopimda.

“Untuk pembiayaan, perlu kita sampaikan kepada masyarakat, yang pastinya sampai saat ini Pemko Sabang tidak pernah mengeluarkan anggaran satu sen pun untuk mereka. Karena semua hal terkait pengungsi Rohingya adalah kewenangan UNHCR yang bermitra dengan IOM,” tegas Naufal.

4. Sempat terjadi penolakan Rohingya di Sabang

Warga Sabang Minta UNHCR dan IOM Pindahkan Rohingya dari Pulau WehEtnis Rohingya yang mendaratkan diri di Pulau Weh, Sabang. (Dokumentasi Humas Pemko Sabang)

Etnis Rohingya mendarat di pantai Tapak Gajah, Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Jumat (1/12/2023). Kehadiran 139 imigran itu belakangan ditolak keras seluruh masyarakat di Pulau Weh. 

Puncak penolakan terjadi saat warga melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Sabang, Rabu (6/12/2023). Bahkan aksi yang meminta imigran Rohingya dipindahkan dari Pulau Weh, itu nyaris ricuh. Petugas dan warga sempat terlibat aksi tolak-tolakan.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya