Mulai Tersisih, Kaum Ibu di Aceh Gelar Lomba Kupas dan Parut Kelapa

Tampil nyentrik dengan dominasi pakaian merah dan putih

Banda Aceh, IDN Times - Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus, biasanya masyarakat di negeri ini kerap menggelar berbagai kegiatan untuk memeriahkannya. Salah satu di antaranya, berupa perlombaan dengan melibatkan warga dari berbagai usia, termasuk pula kaum ibu-ibu.

Seperti di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Gampong ini menggelar perlombaan yang terbilang unik, yakni memperlombakan aktivitas tradisional masyarakat setempat.

Seperti apa sih perlombaannya? Berikut pantauan IDN Times di Gampong Meunasah Baro yang berada di Mukim Lamlhom tersebut.

1. Ibu-ibu tampil nyentrik ala perempuan desa dengan dominan merah putih

Mulai Tersisih, Kaum Ibu di Aceh Gelar Lomba Kupas dan Parut KelapaKaum ibu-ibu mengikuti lomba mengupas dan memarut kelapa dalam memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 Tahun, di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Ibu-ibu bergaun nyentrik tampak berdiri di pinggir lapangan voli milik Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada Rabu (17/8/2022). Mereka berpakaian ala perempuan kampung yang khas dengan kain panjang membalut kepala.

Tak hanya itu, mereka yang dominan mengenakan pakaian perpaduan merah dan putih tersebut berdiri berkelompok. Per kelompok terdiri tiga orang ibu-ibu dengan berbagai usia. Di antara mereka, terdapat alat memarut kelapa, parang serta beberapa buah kelambir tua.

Dalam suasana itu, para ibu-ibu juga terlihat saling berdiskusi tak lama setelah panitia memaparkan penjelasan mengenai alat dan buah kelapa yang dipampang di hadapan mereka. Sejurus kemudian, setiap anggota kelompok menempati posisi masing-masing.

“Siap ibu-ibu! Mulai!” Ucap salah seorang panitia membuka kegiatan yang diikuti para ibu-ibu dari tiga dusun Gampong Meunasah Baro.

2. Adu ketangkasan dan kecekatan dalam mengupas hingga memarut kelapa

Mulai Tersisih, Kaum Ibu di Aceh Gelar Lomba Kupas dan Parut KelapaKaum ibu-ibu mengikuti lomba mengupas dan memarut kelapa dalam memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 Tahun, di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Usai mendengar aba-aba, para kaum hawa tersebut langsung menunjukkan ketangkasan mereka dalam mengolah buah kelapa. Anggota yang telah mendapatkan tugas dari masing-masing kelompok untuk mengupas, tanpa ragu dan menunggu mengluliti kelambir tua tersebut.

Buah yang telah dikupas, lalu diserahkan ke rekan lainnya untuk dibelah. Hingga tiba di bagian tahap memarut yang membutuhkan ketelatenan dan kecekatan. Tujuannya, agar parutan benar-benar mengikis daging putih dari kelapa tanpa menyentuh kulit hitamnya.

Maklum saja, sebelumnya panitia telah mensyaratkan bahwa kelapa hasil parutan harus benar-benar bersih. Sehingga dalam perlombaan yang digelar dalam rangka memeriahkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 tahun tersebut membutuhkan keahlian khusus. Itu menjadi penilaian penuh panitia dan juri untuk menentukan pemenang.

3. Mengupas dan memarut kelapa, aktivitas yang mulai jarang dilakukan kaum ibu-ibu

Mulai Tersisih, Kaum Ibu di Aceh Gelar Lomba Kupas dan Parut KelapaKaum ibu-ibu mengikuti lomba mengupas dan memarut kelapa dalam memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 Tahun, di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Perlombaan memarut kelapa yang diikuti ibu-ibu dari Gampong Meunasah Baro bisa dikatakan terbilang unik dan berbeda dengan ajang lainnya dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Jika biasanya setiap memperingati hari sakral bagi Bangsa Indonesia itu, warga akan menggelar berbagai perlombaan seperti balap karung, lomba makan kerupuk, kecepatan memasukan paku dalam botol, dan berbagai lomba lainnya. Namun di gampong tersebut, mereka lebih memilih melombakan kebiasaan masyarakat yang telah jarang dilakukan, seperti memarut kelapa.

Hal itu diakui Zunaidah, seorang ibu yang ikut terlibat menjadi peserta. Memarut atau mengukur kelapa merupakan aktivitas yang belakangan ini mulai jarang dilakukan bahkan ditinggalkan oleh masyarakat terutama kaum hawa.

“Digalakkan kembali kukur kelapa karena sekarang anak-anak sudah banyak tidak bisa lagi mengukur kelapa. Ibu-ibu pun sudah sekarang beli di kedai langsung kukur atau beli sudah dikukur,” ujarnya.

Ketika mengikuti lomba, Zunaidah mengaku jika dirinya mendapati kesulitan dalam mengupas kelapa. Selain dikarenakan kulit kelapa yang ia dapat telah dimakan hewan, Zunaidah juga jarang memarut sendiri disebabkan kerap membeli sari kelambir di warung.

Berlatar dari apa yang dialaminya itu, ia berharap perlombaan memarut kelapa perlu digalakkan agar generasi ke depan bisa memahami dan mengetahui cara mengolah isi buah kelambir tersebut.

“Makanya kami menggalakan kembali supaya generasi ke depan bisalah kukur kelapa,” imbuh Zunaidah, warga Gampong Meunasah Baro.

4. Mengembalikan keahlian kaum perempuan dalam mengolah kelapa

Mulai Tersisih, Kaum Ibu di Aceh Gelar Lomba Kupas dan Parut KelapaKaum ibu-ibu mengikuti lomba mengupas dan memarut kelapa dalam memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 Tahun, di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Ibu Geuchik Gampong Meunasah Baro, Tuti Hariyati menjelaskan, perlombaan itu sengaja dibuat karena mengingat masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan dahulu memiliki kebiasaan memarut kelapa saat berada di gunung ketika menggelar jamuan makan.

Selain itu, makanan yang disajikan juga didominasi dengan hidangan bersantan sehingga para ibu-ibu harus bisa mengolah buah kelapa menjadi campuran pada bahan-bahan masakan.

“Jadi karena harus mengukur di sana dan buah kelapa sudah ada di gunung, jadi otomatis ibu-ibunya harus bisa kukur kelapa,” kata Tuti.

Perlombaan yang diikuti para ibu-ibu dusun dalam memeriahkan hari kemerdekaan tersebut tidak hanya memarut kelapa, namun juga ada lomba estafet air atau memindahkan bola dari wadah berisi air.

Meski demikian Gampong Meunasah Baro bukan berarti tidak membuat perlombaan lainnya. Di hari penuh makna bagi Bangsa Indonesia ini, gampong tersebut juga mengadakan lomba untuk anak-anak mulai dari tingkatan PAUD hingga SMA.

Adapun yang diperlombakan mulai dari mengumpulkan bola dalam keranjang, mencari koin di pasir, balap karung, hingga makan kerupuk. Lomba-lomba tersebut tentunya untuk menyemarakkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Melihat Upacara Hari Kemerdekaan ‘ala’ Pehobi Skuter Tua di Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya