Tamu Lintas Agama Hadiri Perayaan Imlek di Rumah Tokoh Tionghoa Sumut

Ketua MUI Medan turut hadir

Medan, IDN Times - Makna Imlek yang penuh sukacita dirasakan oleh banyak orang, termasuk umat Thionghoa. Sebab, Imlek bagi mereka merupakan hari kemenangan di mana harapan-harapan akan dibentuk untuk menyambut tahun berikutnya menurut kalender lunar.

Tokoh Tionghoa Sumut, Indra Wahidin, yang juga merupakan ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), dalam memeringati Imlek selalu mengajak tokoh masyarakat yang berasal dari lintas agama. Karena menurutnya, ia ingin membagi suka cita Imlek kepada semua golongan.

1. Imlek di rumah tokoh Thionghoa Sumut didatangi tokoh masyarakat lintas agama

Tamu Lintas Agama Hadiri Perayaan Imlek di Rumah Tokoh Tionghoa SumutPara tamu makan bersama dalam memeringati hari Imlek di rumah Indra Wahidin (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Di kediamannya yang berada di komplek perumahan TASBI, Setia Budi, Indra menggelar acara silaturahmi. Tak tanggung-tanggung, rumah tokoh Thionghoa Sumut itu bahkan dihadiri langsung beberapa pejabat publik

"Tadi yang datang ke sini ada Pak Pj Gubernur, Ketua MUI Medan, ada juga Konjen RRC untuk Indonesia, sampai Konjen Singapura. Mereka kami undang untuk sama-sama merayakan hari kebesaran ini," katanya.

Bagi Indra, momen Imlek bukan berarti harus membatasi diri. Dirinya memanfaatkan momen spesial ini sebagai wadah toleransi dan cerminan kerukunan masyarakat Sumut.

"Untuk perayaannya tidak ada hal-hal yang khusus, karena ini murni sebagai silaturahmi," ujarnya.

Baca Juga: Imlek 2575, Warga Ramai Berziarah di Vihara Borobudur 

2. Pesan Indra untuk Imlek tahun ini yang secara spesial juga telah dinobatkan sebagai hari libur sedunia oleh PBB

Tamu Lintas Agama Hadiri Perayaan Imlek di Rumah Tokoh Tionghoa SumutIndra Wahidin rutin rayakan Imlek yang undang tokoh masyarakat lintas agama tiap tahunnya (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Bagi Indra sendiri, ini merupakan Imlek yang spesial, sebab kebetulan pada tahun ini mereka merayakan Imlek di samping juga penetapan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai hari libur sedunia. 

"Ya kalau bagi saya, tiap tahun itu adalah keberuntungan, baik itu tanggal dan lain-lain. Yang penting kita berdoa dan kita berupaya, kalau tahunnya bagus tapi orangnya duduk aja, saya kira dia tidak mungkin dapat rezeki yang turun dari langit dengan sendirinya" jawab Indra ketika ditanya makna Imlek yang tahun ini ber-shio naga kayu.

Tak urung, Indra juga membahas soal pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan. Ia mengharapkan bahwa siapapun yang terpilih bisa menjadi presiden yang baik tanpa ada senggolan-senggolan atau perpecahan.

"Saya ingatkan kepada masyarakat Tionghoa agar tidak golput!" katanya.

3. Diundang di acara Imlek, Ketua MUI Medan: Kami ingin tunjukan kerukunan antar agama

Tamu Lintas Agama Hadiri Perayaan Imlek di Rumah Tokoh Tionghoa SumutDari kiri: Ketua MUI Medan, Konjen Singapura untuk Sumut, Konjen RRC untuk Sumatra, Indra Wahidin (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Hasan Matsum, yang datang memenuhi undangan perayaan Imlek di rumah Indra sangat berantusias mengikutinya. Sebab bagi Indra, hal ini merupakan perwujudan dari persaudaraan yang rukun.

"Arti keluarga besar itu adalah persaudaraan. Persaudaraan ini kan ada tiga, ada persaudaraan aqidah, ada persaudaraan sebangsa, dan persaudaraan sesama manusia. Nah beliau ini (Indra) sebangsa sama saya dan ada persaudaraan sesama manusia juga. Jadi kita saling menghormati dan menghargai. Dalam hal ini beliau mengundang saya untuk perayaan Imlek yang tidak ada hubungannya dengan ibadah-ibadah tertentu. Kita tetap bersama," kata Hasan.

Menurutnya jalinan kerukunan ini merupakan suatu pergerakan yang luar biasa, dan hal tersebut telah terbangun sudah lama. Dan apa yang mereka tunjukan dipercaya akan terus mereka pelihara di Sumatra Utara, bahkan lebih jauh untuk keberlanjutan anak-cucu mereka.

"Mari kita saling menghormati perbedaan yang ada. Sebenarnya, kalau Tuhan menghendaki, Tuhan bisa saja menciptakan agama itu satu atau kita ini senya satu aqidah. Tapi Tuhan menciptakan perbedaan-perbedaan itu adalah fitrah. Maka harus kita jaga bersama," pungkasnya.

Baca Juga: Intip Persiapan Imlek di Vihara Tertua di Kecamatan Pantai Labu

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya