Mengintip Koperasi Bina Usaha Baru yang Sukses Lakukan Replanting

Sejak tahun 1987-an petani telah bermitra dengan Asian Agri

Pekanbaru, IDN Times – Banyak replanting atau peremajaan perkebunan yang dilakukan di Indonesia. Namun tidak semuanya berhasil.

Salah satu yang mendulang sukses dalam hal replanting adalah KUD Bina Usaha Baru. Binaan Asian Agri ini berhasil melakukan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Sejak bermitra dengan Asian Agri, banyak keuntungan yang diterima petani KUD Bina Usaha Baru.

Seperti dukungan nyata Asian Agri dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),  sangat membantu petani melalui bimbingan teknis budidaya kelapa sawit hingga penggunaan bibit unggul Topaz dari Asian Agri.

1. Panen lebih cepat

Mengintip Koperasi Bina Usaha Baru yang Sukses Lakukan ReplantingAntonius Tulus, Ketua KUD Bina Usaha Baru (Dok. IDN Times)

Antonius Tulus, Ketua KUD Bina Usaha Baru bercerita sejak melakukan replanting bermitra dengan Asian Agri, banyak keuntungan yang diterima petani KUD Bina Usaha Baru. Melalui kemitraan, petani KUD mendapatkan  bimbingan teknis budidaya kelapa sawit, pelatihan, bimbingan administrasi dan sebagainya. Sehingga petani bisa lebih awal memanen Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Dimana dalam kurun waktu 28 bulan (2 tahun 4 bulan), petani sudah merasakan hasil dari panen TBS kebun.

"Jadi lebih awal 21 bulan dari target panen," ujar Antonius Tulus.

Tulus juga  membeberkan, jika kesuksesan replanting  tersebut  tidak akan tercapai bila tidak bermitra dengan Asian Agri.  

Menurutnya bermitra dengan Asian Agri sangat menguntungkan bagi petani (KUD Bina Usaha Baru). Di awal buah (kurun waktu 28-49 bulan), kebun yang seharusnya belum menghasilkan ternyata sudah bisa menghasilkan TBS.

"Hasil panennya kami kumpul di rekening penampungan/escrow. Dimana  dari hasil panen sawit selama 21 bulan dapat kami gunakan untuk melunasi sebahagian dari hutang pokok ketika melakukan replanting. Sehingga cicilan kredit  berkurang, dan kami tidak pernah macet membayar cicilan," beber ayah dua anak ini.

2. Sejak tahun 1987-an telah bermitra dengan Asian Agri

Mengintip Koperasi Bina Usaha Baru yang Sukses Lakukan ReplantingProgram replanting lahan sawit Asian Agri. (asianagri.com)

UD Bina Usaha Baru berdiri sejak tahun 1989, berlokasi di Desa Bukit Jaya Kecamatan Ukui, saat ini beranggotakan 406 orang petani dengan luas areal yang dikelola adalah 616 Ha atau 308 kapling.

Antonius Tulus, yang biasa disapa dengan Tulus; awalnya hanya anggota biasa, dan pada tahun 2012 diangkat menjadi Ketua Koperasi KUD Bina Usaha Baru sampai saat ini.

Menurutnya sejak Generasi Pertama kebun sawit yakni tahun sekitar tahun 1987-an telah bermitra dengan Asian Agri. Kemitraan Generasi Pertama ini telah mampu meningkatkan kondisi perekonomian.

Awalnya, tambah Tulus, para petani hanya memiliki rumah sangat sederhana, sekarang sudah menjadi rumah gedung. Saat ini petani sudah memiliki kendaraan yang baik, bahkan kami mampu memperluas kebun sawit. Sehingga ketika sawit generasi pertama kami memasuki umur replanting pada 2016.

"Kami optimis untuk tetap bermitra dengan Asian Agri yang memang sudah terbukti mampu mengoptimalkan kebun petani. Kesuksesan kami saat ini adalah berkat kemitraan bersama Asian Agri, dan kami optimis kedepan kami akan terus semakin sukses lagi bersama Asian Agri," ucap Tulus dalam acara halal bihalal Asian Agri dengan insan pers di Riau, Jumat (12/5/2023).

3. Pasang target sertifikasi ISPO untuk 100 persen petani plasma

Mengintip Koperasi Bina Usaha Baru yang Sukses Lakukan ReplantingHead Of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto (Dok. Asian Agri)

Rudy Rismanto, Head Of Partnership Asian Agri bersyukur, manfaat kemitraan bersama Asian Agri bisa dirasakan petani. Menurut Rudy, kemitraan itu merupakan strategi bisnis Asian Agri untuk sukses bersama petani.

Menurut Rudy, dalam program Asian Agri 2030 Pilar 1 mengenai Kemitraan dengan Petani, perusahaan menargetkan untuk menggandakan pendapatan petani, menyelesaikan penanaman kembali 100 persen petani, memperoleh sertifikasi ISPO untuk 100 persen petani plasma dan membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikat RSPO.

"Untuk mencapai target Asian Agri 2030, perusahaan secara berkesinambungan membantu  petani  mitra menerapkan praktik terbaik dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan melalui pelatihan, pendampingan, dan mensupport petani untuk mendapatkan dana BPDPKS maupun kredit untuk replanting," katanya.

“Selain itu, momentum replanting, adalah momentum yang tepat bagi petani untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi kebunnya. Oleh karena itu, saya berharap agar petani jangan takut replanting, dan pastikanlah melakukan replanting bermitra dengan perusahaan yang tepat yang memiliki kemampuan dan komitmen yang baik untuk sukses bersama petani,” imbuh Rudy.

Lidya Veronica selaku Media Relation Asian Agri menyampaikan, halal bihalal dengan media merupakan salah satu agenda tahunan perusahaan dalam rangka mempererat jalinan silaturahmi yang sudah terjalin selama ini. 

Ia juga berterima kasih atas dukungan rekan-rekan media yang mendukung perusahaan dan petani  melalui beragam pemberitaan terkait akselerasi PSR. Selain momentum ini sebagai media silaturahmi dengan rekan-rekan jurnalis. Momen ini juga mengambil kesempatan untuk memberikan informasi terkait kesuksesan program kemitraan Asian Agri dengan petani dalam  melakukan replanting.

"Harapannya success story hari ini bisa menginspirasi banyak petani lainnya untuk siap replanting dengan pola kemitraan untuk mendukung akselerasi PSR petani, yang pada akhirnya untuk meningkatkan perekonomian petani," sebut Lidya.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya