Kisah Guru-Guru Tangguh di Tengah Pandemi COVID-19

Buk Guru Erni bikin buku cerita sendiri

Jambi, IDN Times - Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus dimanfaatkan oleh guru saat ini. Guru dituntut mengenal dan beradaptasi dengan teknologi.

Inovasi dan kreatifitas guru mulai diasah untuk lebih mengenal berbagai aplikasi guna memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Program PINTAR Tanoto Foundation telah melatih guru SD dan SMP di Kabupaten Tanjab Timur, Tanjab Barat, Tebo, Batang Hari, Sarolangun, dan sebagian sekolah yang ada di Muaro Jambi dan Kota Jambi.

Untuk mengenal dan memanfaatkan teknologi selama pandemi, guru diberikan pelatihan membuat bahan bacaan kemudian mengunggahnya ke internet agar dapat dibaca oleh semua anak dan orangtua.

Beberapa di antara guru yang memanfaatkan keberadaan internet untuk pembelajaran. Yuk simak:

1. Dentri bikin skenario pembelajaran terlebih dahulu

Kisah Guru-Guru Tangguh di Tengah Pandemi COVID-19Siswa sedang belajar meneliti ikan dan menuliskannya di dalam laporan (Dok. IDN Times)

Sebelum pembelajaran dimulai, Dentri Yangsi, guru SDN 61/X Talang Babat Tanjung Jabung Timur membuat skenario pembelajaran terlebih dahulu.

Ia menyiapkan bahan-bahan pembelajaran untuk membuat bahan bacaan, seperti kertas bekas, spidol, maupun pensil, dan penghapus.

“Biasanya membuat outline juga, agar tidak ke mana-mana ceritanya,” ujar Dentri melalui sambungan telepon, Rabu, (19/1).

Media pembelajaran bahan bacaan tersebut digunakan oleh Dentri agar siswanya betah membaca buku.

Sebagai guru, Dentri juga mencari referensi terkait materi yang akan disampaikan kepada siswanya.

Judul yang ia tulis yaitu Bermain Sepeda di Minggu Pagi. “Kebetulan saya dan keluarga suka bersepeda, kenapa tidak dijadikan tulisan saja,” ujarnya.

Kebetulan teman anaknya juga suka bersepeda, sehingga hal tersebut dijadikan bahan cerita. Lahirlah cerita bersepeda di hari minggu.

Baca Juga: Viral! Video Siswi SD Diduga Disuntik Vaksin Kosong di Medan

2. Erni bikin buku cerita sendiri

Kisah Guru-Guru Tangguh di Tengah Pandemi COVID-19Erni Yanti, guru SDN 111 Muara Bulian Batang Hari mengajar menggunakan buku besar. Ia berjuang keras membuat buku cerita anak-anak (Dok. IDN Times)

Apa yang dilakukan Dentri juga sama dilakukan oleh Erni Yanti, guru SDN 111 Muara Bulian Batang Hari, ia membuat judul Bima Pergi ke Taman Rimba.

Buku bacaan digital yang ia buat, juga bias menjadi bahan pembelajaran di kelas.

Erni menceritakan pengalaman mengajar dan memanfaatkan kepada peserta didik.

“Seperti biasa kegiatan di awal dilakukan dengan mengabsen kehadiran siswa, setelah hampir 80 persen siswa telah hadir, karena kan masih terbatas ya pembelajarannya, guru kemudian memberi salam, menanyakan kabar siswa, memberi motivasi sebagai penyemangat memulai kegiatan dan berdoa agar kegiatan hari ini memberi manfaat dan pemahaman kepada mereka,” ujar Erni mengawali pembelajaran.

Untuk membuka kembali wawasan anak-anak, Erni Yanti menampilkan hasil belajar minggu lalu sambil menggali kembali pengalaman mereka.

Selanjutnya Erni menampilkan buku cerita yang dibuat olehnya kepada anak-anak.

“Mereka sangat antusias mendengarkannya,” katanya.

Apa yang dilakukan Erni adalah untuk memancing siswa menyampaikan pendapat dari buku digital yang dibaca siswa.

“Ternyata mereka bisa lho,” ujarnya.

Nah, tindak lanjut dari buku cerita tersebut, saya meminta para siswa untuk kegiatan proyek minggu ini adalah membuat buku cerita. Kegiatan pertama adalah dengan membuat karangan dengan tema “Kegiatan Selama Belajar dari Rumah”.

Lalu pada akhir subtema dibuatlah tugas proyek siswa yaitu membuat buku cerita. Buku cerita ini terkait dengan kegiatan selama BDR. Pembuatan buku cerita sebagai penerapan dari materi “ide pokok dan kalimat pengembang”.

Untuk membangun pemikiran siswa guru memberikan contoh ide pokok yang terkait dengan tema seperti; virus corona, bagaimana virus corona menyebar, akibat dari virus corona, cara mencegah dan menghindarinya, sekolah diliburkan, tugas dari guru, smartphone baru, dan guru meminta siswa untuk buat sendiri disesuaikan dengan keadaan siswa.

3. Banyak tantangan yang dihadapi

Kisah Guru-Guru Tangguh di Tengah Pandemi COVID-19Dedi Hendriyanto, guru SMPN 21 Batang Hari mengajarkan siswa dan guru cara membuat aplikasi pembelajaran. (Dok. IDN Times)

Selain harus konsisten, membuat bahan bacaan untuk anak juga memikirkan tema, judul dan jalan cerita.

“Apalagi kalau disambi pekerjaan lain,” ujar Titien Suprihatien, guru SMPN 11 Batang Hari, yang juga memproduksi flipchart dan scrapbook.

“Terkadang ya tidak diunggah ke internet, hanya dipajang di kelas karya, jadi siapapun bisa baca karyanya,” kata Titien yang juga Fasilitator Tanoto Foundation.

Titien menambahkan tantangan berikutnya adalah menyiapkan bahan seperti foto atau gambar dan materi yang akan diangkat.

“Tidak bisa disambil dengan pekerjaan lain, harus fokus,” ujarnya.

Sedangkan Dedi Hendriyanto, guru SMPN 21 Batang Hari lain lagi, ia menyampaikan tantangan dalam membuat ebook seperti html ini, dituntut untuk lebih kreatif dalam dan inovatif, mencari ide ide baru untuk dapat dibukukan dalam bentuk e-book.

“Di samping itu saya juga dituntut untuk dapat mendesign tampilan yang menarik sehingga dapat menarik perhatian pembaca terhadap tulisan yang di sajikan dalam bentuk html tersebut,” tukasnya.

Baca Juga: Murid SD Diduga Disuntik Vaksin Kosong, Polda Sumut Sita Barang Bukti

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya