Komnas HAM Temui Warga Sembulang, Ibu-Ibu Teriak Tak Ingin Relokasi
Kekhawatiran warga dari kehilangan kampung hingga aparat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batam, IDN Times - Komnas HAM datang ke Pulau Rempang untuk melalukan diskusi bersama masyarakat. Mereka berdiskusi di salah satu pelataran halaman rumah warga tepatnya di Kelurahan Sembulang, RT 1, RW 2, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Kelurahan ini berada di Pulau Rempang. Terdapat 5 RT dan 2 RW dengan total 348 keluarga.
Komisioner Mediasi, Prabianto Mukti Wibowo menyampaikan tujuannya untuk mendapatkan informasi langsung dari masyarakat. Terkait konflik relokasi 16 kampung di Rempang untuk Proyek Strategi Nasional (PSN) Eco-City.
“Kalau saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, nampaknya di lokasi ini sudah berdiri perkampungan dan rumah-rumah bahwa di sini sudah permanen semua. Maksud tujuan kami, kami ingin mendengar ibu-ibu terutama mohon disampaikan apa yang dirasakan dan dialami khususnya dengan rencana pembangunan Eco-City akan mengambil wilayah perkampungan Sembulang ini,” ucap Prabianto.
Peristiwa konflik pada tanggal 7 September 2023 mulai dari jembatan 4 sampai ke Sembulang ini, diungkapkan Prabianto hal tersebut termasuk menjadi kekhawatirannya pada kondisi warga terutama pada anak-anak.
Baca Juga: Suara Warga Pantai Melayu di Rempang, Khawatir Sejarahnya Akan Hilang
1. Warga merasa Kantor Camat berubah jadi markas aparat
Seorang ibu langsung mengatakan tidak bersedia direlokasi di hadapan Komnas HAM, dan nasibnya selama ini telah merasa terancam dan tertekan. “Kami tak ingin direlokasi pak. Jangan pisahkan kami dengan kampung kami,” teriak ibu-ibu.
Dalam penjelasan para ibu-ibu ini, mereka terancam karena sejumlah aparat datang kerumah masyarakat.
"Sekarang, aparat ini datang kerumah-rumah orang tak ada di poto dikasih beras nanti disuruh tandatangan. Jadi kami tertekan, petugas ramai diatas itu nanti siang ramai berkeliaran datang kerumah-rumah,” jelasnya.
Warga juga menyampaikan bahwa, selama ini tim terpadu datang kerumah masyarakat dari pintu satu ke pintu yang lain untuk memaksa daftar relokasi.
“Sementara kantor Camat sudah berubah fungsi, jadi markas brimob yang membuat masyarakat tertekan,” ucap salah seorang warga.
Baca Juga: Istri Wakil Wali Kota Batam Diperiksa Terkait Ricuh di Rempang