TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tan Long Group Tidak Pernah Menang Tender Langsung Impor Beras Bulog

Bulog menjadi korban laporan tanpa fakta

Distribusi Bantuan Pangan Perum Bulog (Dok. IDN Times)

Fakta baru mulai terungkap pada polemik beras impor yang tidak saja menghebohkan pemegang kebijakan di Indonesia, tapi juga di negara Vietnam. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Mokhamad Suyamto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum BULOG yang menyatakan bahwa isu penggelembungan harga beras impor itu tidak benar.

“Perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan memberikan penawaran beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding tahun 2024 dibuka. Jadi tidak memiliki keterikatan kontrak impor dengan kami pada tahun ini,” ucap Suyamto.

Hal ini selaras dengan pernyataan dari Direktur Utama Tập đoàn Tân Long (TLG). Mengutip dari pemberitaan media Vietnam bernama CAFEF, Bapak Trương Sỹ Bá, Ketua Dewan Direksi dan Direktur Utama Tập đoàn Tân Long (TLG) menjelaskan dalam sejarah tender beras BULOG, dari tahun 2023 sampai sekarang, pihaknya tidak pernah memenangkan tender langsung apapun dari BULOG.

Hal ini tentu menjawab sejumlah tuduhan penggelembungan harga beras impor dari Vietnam serta keraguan kepada kinerja Perum BULOG dalam hal pelaksanaan tender.

1. Indonesia membeli beras melalui tender BULOG dan membeli dengan harga CNF bukan harga FOB

Paket tender tanggal 22 Mei yang diumumkan BULOG di mana Lộc Trời dan anak perusahaannya berencana untuk menawarkan 100.000 ton beras, Bapak Bá mengatakan, namun Tân Long menawar dengan harga 15 USD/ton lebih tinggi, sehingga tidak memenangkan tender.

“Pada tanggal 19 Mei, salah satu pejabat pemerintah Republik Indonesia, bukan dari BULOG, mengunjungi Vietnam, kemudian mengunjungi pabrik beras TLG di Cần Thơ, dan pabrik beras Hạnh Phúc di An Giang, saat itu kami menawarkan penjualan 100 ribu ton beras dengan harga 538 USD/ton, harga FOB. Namun, dibandingkan dengan harga dari perusahaan Lộc Trời, harga dari TLG lebih tinggi sehingga kami tidak jadi ikut” imbuh Trương Sỹ Bá.

Bapak Bá menjelaskan Indonesia membeli beras melalui tender BULOG dan membeli dengan harga CNF bukan harga FOB.

"Harga CNF dari perusahaan Lộc Trời, Thuận Minh, Quang Phát sekitar 568 USD/ton atau dengan harga FOB sekitar 530 USD/ton, lebih rendah dari penawaran kami sebesar 538 USD/ton, harga FOB kami lebih tinggi 5-8 USD/ton,” jelasnya,

Keterangan dari Tan Long Group ini menjadi klarifikasi atas polemik beras impor yang terjadi. Disisi lain, ditakutkan bila polemik isu ini terus ditiupkan dan berlanjut tanpa fakta yang jelas, dapat berdampak pada kelancaran pembelian beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir tahun 2024 bahkan mempengaruhi hubungan bilateral perdagangan kedua negara.

Berita Terkini Lainnya