Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi deflasi (istockphoto.com/mesh cube)
ilustrasi deflasi (istockphoto.com/mesh cube)

Intinya sih...

  • Deflasi di Sumut mencapai 0.19% pada Juni, setelah 0.49% pada Mei.

  • Petani dan peternak terbenam dalam kerugian, daya beli masyarakat melemah, potensi gejolak harga pangan di masa depan.

  • Upaya yang bisa dilakukan untuk mengerem deflasi adalah memberikan bantuan sosial, subsidi transportasi, dan instrumen kebijakan jangka panjang.

Medan, IDN Times - Pengamat ekonomi, Benjamin Gunawan menyoroti tren Deflasi yang harusnya dihentikan untuk wilayah Sumut. Jika terus dilanjutkan, maka akan ada dampak buruknya.

Benjamin mengatakan pada bulan Juni 2025 Sumut mengalami deflasi sebesar 0.19%, setelah pada bulan Mei sebelumnya Sumut mengalami deflasi sebesar 0.49%. Di kuartal pertama tahun 2025 ini Sumut 3 kali mengalami deflasi, selain Mei dan Juni Sumut tercatat mengalami deflasi pada bulan Februari sebesar 0.09% dan pada periode Januari hingga Maret, deflasi maupun inflasi di Sumut banyak dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik.

"Yang mensamarkan potensi inflasi pada bulan Januari dan Februari, serta potensi deflasi pada bulan maret dan April. Pada bulan Juli ini, Sumut berpeluang untuk mencetak inflasi. Walaupun deflasi tetap akan membayangi Sumut selama bulan Juli. Dan deflasi yang terjadi di dua bulan sebelumnya semestinya tidak berlanjut di bulan Juli ini. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa Sumut harus mencetak inflasi dan menghentikan tren deflasi pada bulan Juli," katanya.

1. Jika deflasi berlanjut petani atau peternak kian terbenam dalam kerugian

ilustrasi deflasi (istockphoto.com/marchmeena29)

Pertama, jika deflasi berlanjut petani atau peternak kian terbenam dalam kerugian yang akan membuat mereka sulit untuk bercocok tanam (beternak) kembali, atau bahkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harga cabai sudah berada di titik nadir saat ini, berada dikisaran 10 hingga 20 ribu per Kg di level konsumen.

"Jelas harga di level petani bisa setengah dari harga tersebut. Sudah tidak ada ruang bagi harga cabai untuk turun lagi, karena realisasi harga saat ini bisa jadi hanya cukup untuk membiayai ongkos panen," jelas Benjamin.

2. Daya beli masyarakat yang tengah melemah

Ilustrasi solusi tabungan aman dari deflasi (Dok. Istimewa)

Kedua, deflasi yang terjadi menggambarkan realitas daya beli masyarakat yang tengah melemah, serta bisa memicu rentetan masalah lain seperti pengangguran. Sebagai contoh melemahnya harga sejumlah kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam berpeluang memicu kerugian di peternak.

"Menekan konsumsi pakan yang bisa membuat perusahaan pakan, atau peternak menurunkan jumlah pasokan ayam indukannya. Yang menggambarkan adanya efisiensi dan bisa berujung pada penurunan jumlah tenaga kerja," tambahnya.

3. Potensi terjadinya gejolak harga pangan di masa yang akan datang

Ilustrasi Deflasi (freepik.com/freepik)

Ketiga, deflasi berpeluang membuat kejutan inflasi di masa yang akan datang. Dimana ada potensi terjadinya gejolak harga pangan di masa yang akan datang dan kian memperburuk daya beli jika inflasi terjadi saat kondisi belanja masyarakat justru masih melambat.

"Sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengerem deflasi ini ada banyak. Seperti memberikan bantuan sosial dan bantuan pangan. Walaupun efektifitasnya sangat bergantung dari luas cakupan masyarakat yang mendapatkannya, serta kuantitas bantuan itu sendiri. Kebijakan jangka pendek lain yang bisa dilakukan adalah memberikan subsidi transportasi untuk kelancaran arus barang dalam pengendalian supply. Atau pemerintah menjadi standby buyer saat banyak harga kebutuhan pokok alami penurunan," terangnya.

Sementara itu, dalam jangka panjang pemerintah diharapkan punya instrumen kebijakan yang bisa meredam deflasi yang tidak perlu. Seperti membangun resi gudang yang bisa dilengkapi dengan mesin pendingin (cold storage) untuk menahan stok dalam jumlah dan periode waktu tertentu, melakukan hilirisasi produk pertanian, atau memberikan pendampingan pola tanam yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat dalam periode tertentu.

Editorial Team