Syifa Hidroponik berinovasi dan membuat berbagai produk turunan dari berbagai macam sayuran. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Pada 2015, Suardi mulai berpikir, bagaimana memanfaatkan stok sayuran yang ada di rumahnya. Baik yang mereka tanam sendiri, atau pun pasokan dari para kolega yang juga punya hidroponik.
Dalam sehari, paling tidak ada 100 Kg sayur yang masuk. Dan jika tidak terjual, Suardi akan membagikannya kepada tetangga. Itu pun masih juga berlebih.
Sang istri, Rahmayetty (53) memiliki ide untuk mengolah sayuran yang berlebih menjadi makanan ringan. Berbekal hobinya membuat makanan, dia mencoba membuat nugget sayur.
“Jadi nugget kita bikin. Dicampur udang, ikan, kita uji coba resepnya. Selama ini istri memang sering buat makanan. Tapi iuntuk keluarga,” ungkap Suardi, ditemui di rumahnya, Jalan Bromo, Lorong Amal, Kelurahan Tegalsari III, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, akhir Mei 2023 lalu.
Nugget sayur itu tidak langsung dipasarkan. Mereka meminta testimoni dari para tamu yang datang ke hidroponik nya.
Setelah yakin produknya layak jual dan mendapat respon baik, orderan mulai datang. Media massa pun melirik nugget sayur sebagai hal yang unik. Jadi media branding gratis untuk Syifa Hidroponik.
Tiga tahun berjalan, usaha Nugget surut. Laki-laki yang pernah dinobatkan sebagai BRI Local Heroes itu, kemudian melakukan evaluasi. Mereka kemudian terus melakukan inovasi.