Medan, IDN Times - Sektor eCommerce di Indonesia masih menunjukkan potensi pertumbuhan positif. Hal ini berdasarkan laporan riset "e-Conomy SEA 2024” oleh Google, Temasek, dan Bain & Company yang memproyeksikan nilai total barang yang terjual atau gross merchandise value/ GMV eCommerce di Indonesia tahun 2024 mencapai USD65 miliar atau Rp1.060 triliun.
Artinya, ini mengalami peningkatan 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. GMV eCommerce di tahun 2030 bahkan diperkirakan bisa mencapai sekitar USD150 miliar atau Rp2.446 triliun.
Potensi pertumbuhan ini juga ada di setiap kota di Indonesia, tercermin dari laporan Sirclo (2024) yang menunjukkan transaksi eCommerce di luar Pulau Jawa tumbuh sebesar 80 persen sepanjang 2020–2024. Oleh karena itu, dibutuhkan program yang dirancang khusus pada setiap kota untuk bisa terus mendorong pertumbuhan transaksi digital di dalamnya.
Melihat peluang tersebut, Lazada Indonesia (Lazada) hadir dengan strategi hiperlokal sebagai komitmen Lazada dalam memberikan layanan terbaik bagi pengguna di setiap kota. Strategi ini hadir untuk memenuhi kebutuhan setiap daerah dengan karakteristik pasar yang berbeda.
Setelah sukses meluncurkan Lazada di Surabaya pada akhir 2024 lalu yang terlihat dari peningkatan partisipasi penjual lokal dan layanan bagi pembeli dari Jawa Timur, kini Lazada menjangkau wilayah barat Indonesia dengan memperkenalkan LazADA di Medan.
“Kami melihat potensi luar biasa dari pertumbuhan ekonomi digital di kota-kota besar, khususnya Medan, Sumatra Utara. Melalui strategi hiperlokal Lazada di Medan, kami ingin memberikan layanan yang lebih baik bagi pelanggan kami di Sumatra Utara. Untuk para penjual di platform Lazada, kami membuka akses seluas-luasnya ke fitur dan infrastruktur canggih berbasis teknologi untuk menjaring pasar seluruh Indonesia, sedangkan bagi para pembeli, berbagai program serta promo khusus dihadirkan untuk mendukung kenyamanan saat berbelanja online,” ujar Head of Operations Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo.