Sempat Bangkrut, Inovasi Momo Bikin Bagelen Beredar Sampai Papua

Medan, IDN Times- Empat tahun yang lalu, Eva Ramadhani memutuskan keluar dari pekerjaannya. Tahun 2020, di mana pandemik COVID-19 mewabah di tanah air. Bermodal uang pesangon, perempuan asal Deli Serdang, Sumatra Utara itu nekat membuka usaha makanan ringan.
"Awalnya kepepet karena gak bekerja, tapi situasi membuat saya nekat, meski gak punya cikal bakal pengusaha dan seumur hidup jadi pegawai. Saya juga gak punya keahlian yang spesifik," kata Eva mengawali cerita kepada IDN Times, Jumat (28/6/2024).
Bagelen dipilihnya menjadi camilan untuk dijual ke khalayak. Kenapa Bagelen? Momo, sapaan akrab Eva, mengatakan sejak kecil, ia dan keluarganya menyukai makanan berupa roti kering itu.
Namun cerita tak mulus harus dilalui perempuan yang kini berusia 45 tahun ini. Usahanya bangkrut, dan modalnya habis.
"Bagelen awalnya merugi. Saya belum tahu trik dagang seperti apa, bagaimana formula yang benar itu. Kemasannya salah, rasanya dan formulanya belum tepat. Bisa dibilang bangkrut, minus. Uang yang saya pakai dari pesangon habis. Untuk modal berulang-ulang," kata Momo.
Momo tak lantas menyerah. Dia mengevaluasi produknya dan coba mempersiapkan dengan lebih matang. Inovasi pun dilakukannya agar produknya lebih diterima.
"Kemudian saya mencari informasi bantuan yang bisa dibantu kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), karena produksi saya di Deli Serdang, saya mulai menghubungi Dinas Koperasi Deli Serdang. Mencari tahu pengurusan soal legalitas, ternyata dibantu gratis. Kemudian dibantu pengurusan halalnya oleh Dinas Koperasi Sumut, begitu juga dengan pengurusan HaKI (Hak Kekayaan Intelektual)," kata Ibu tiga anak ini.
Selain itu dia juga upgrade pengetahuan soal produk. Ia mulai gabung menjadi UMKM binaan. Ia melabeli usahanya dengan nama "Kampoeng_an" (dibaca kampungan). Momo juga bergabung dengan Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (IPEMI).
"Saya kombinasi dengan ilmu saya yang sudah ada. Semakin ke sini, semakin baik. Alhamdulillah prosesnya panjang. Akhirnya saya melakukan banyak perubahan untuk bagelen," katanya.
Tak hanya memerbaiki kualitas produk, Momo juga rajin menggali soal ilmu marketing untuk memasarkan produknya. Salah satunya jalannya adalah dengan mengikuti Sekolah Bisnis yang digelar perusahaan ekspedisi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) pada tahun 2022 lalu. Sekolah bisnis ini adalah pelatihan untuk UMKM yang digelar oleh JNE secara rutin.
"Waktu itu saya bergabung di IPEMI Medan dan diundang, karena saya juga sebaga UMKM. Masuklah saya ke sekolah bisnis itu. Seminggu satu kali dan sebulan empat kali. Alhamdulillah saya dapat peringkat kedua dari JNE," kata Momo.
Kemudian, produk Momo juga difasilitasi untuk mejeng di Plaza Pesona Nusantara. Ini adalah galeri produk UMKM yang didirikan JNE Medan pada Juli 2022 lalu. Lokasinya masih dalam area Kantor JNE Medan, Jalan Brigjen Katamso.
"Seterusnya produk saya difasilitasi di Plaza Pesona Nusantara, kemudian JNE dan mitranya sering membawa produk UMKM untuk partnernya. Mereka membelinya atau misalnya ada even bazar kami bekerja sama. Saya selalu standby produk saya di situ untuk dijual atau dipromosikan oleh JNE," jelas Momo.
Kampoeng_an pun semakin berkembang. Produknya ada di mana-mana. Bahkan kini tersedia di beberapa mal dan supermarket populer di Medan.
"Saya mempelajari agar produk saya meski gak punya outlet, tapi ada di mana-mana. Kenapa saya gak punya outlet sendiri, karena Kampoeng_an sifatnya seperti pabrik. Menjalin banyak kerja sama, menghemat tenaga kerja. Jadi tinggal mengontrol saja dan sharing profit. Saya bisa fokus branding dan marketing saja," katanya.
Bagelen dari Kampoeng_an sudah sampai ke ujung Timur Indonesia
Bahkan produk Bagelen dari Kampoeng_an sudah melintasi luar provinsi. Dari Barat sampai ke ujung Timur di Papua.
"Sekarang produk saya sudah sampai ke Jambi, Jawa, Makassar hingga Papua. Selain offline, kami juga jual online. Penjualan tertinggi dari instagram, juga whatsapp bisnis. E-commerce juga ada," katanya.
Untuk penjualan online, tentu Momo membutuhkan jasa ekspedisi. Untuk hal ini dia membebaskan ke pelanggannya. Begitupun JNE menjadi salah satu yang direkomendasikannya. “Kalau itu kan pilihan ke pelanggan. JNE sudah pasti, apalagi lokasinya ada dekat rumah saya,” ucapnya.
Dengan banyaknya permintaan itu, dalam sebulan Momo bisa memproduksi hingga seribuan produk Bagelen. Saat ini Bagelen ada 10 varian rasa dengan dua kemasan.
"Bagelen dua varian harga ekonomis atau premium. Kalau Harga premium permintaannya lagi bagus bisa di atas 500 atau 1.000 pcs," ungkapnya.
Tak puas hanya menjejak pasar dalam negeri, Momo juga mulai membuka jalan untuk ekspansi ke luar negeri. Dia saat ini tengah berusaha menembus pasar di Malaysia.
"Tahun lalu sempat tester ke Malaysia, tepatnya di Penang. Saat cari pengiriman mentok, saat itu jastip(jasa titip) bayar Rp100 ribu. Ongkos kirimnya masih mahal. Sampai di Penang, produk saya bisa mencapai Rp40 ribu harganya. Saat itu kemasannya masih toples, makanya saaat ini saya inovasi dengan kemasan baru," katanya.
Begitupun dia tak menyerah. Dengan memperbaiki beberapa hal, dia yakin bisa menembus pasar internasional.
"Hampir kerja sama dengan grup Giant Malaysia. Saya sudah coba pasarnya di Malaysia, begitu juga dengan Singapura. Besar harapan saya melobi kembali untuk masuk ke sana dengan persiapan yang lebih baik untuk bisa ekspor ke luar negeri," bebernya.
Selain Bagelen, Kampoeng_an juga berinovasi dengan jajanan pasar. Momo membuat kue basah bercitarasa kampung.
"Saya mengolah ubi singkong, nenas, pisang ambon dan lainnya menjadi kue basah. Saya juga bekerja sama dengan hotel-hotel di Medan untuk breakfast maupun coffeebreak," katanya.
Kampoeng_an juga kini berkembang menjadi perusahaan jasa untuk mengelola even dengan label "Kampoeng_an Enterprise". Sudah ada beberapa even perusahaan ternama yang dikemas dan dipercayakan kepada Momo.
Tahun ini Kampoeng_an juga dipercaya menjadi salah satu UMKM terpilih untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 yang digelar di Aceh-Sumatra Utara. Kampoeng_an terpilih untuk roadshow PON baik oleh Pemkab Deli Serdang maupun Pemprov Sumut.
"Jadi sekarang saya mempersiapkan untuk produk PON. Biasanya di outlet kedinasan maupun Bandara Kualanamu serta hotel-hotel tempat menginap kontingen. Selain itu kan JNE kargo ofisial untuk PON nanti, nanti katanya UMKM akan digandeng juga," kata Momo.