ilustrasi memotong bawang merah (pexels.com/RDNE Stock project)
Kata Ridho, kenaikan harga bawang merah dipicu kondisi cuaca. Tingginya curah hujan menyebabkan banjir dan air pasang di sentral produksi bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Hal itu menyebabkan gangguan produksi dan transportasi.
"Biasanya gangguan transportasi akan cepat teratasi. Namun yang dikhawatirkan adalah dampak banjir terhadap tanaman bawang. Hal itu akan memaksa petani melakukan panen dini sehingga kualitas menurun atau bahkan mengalami gagal panen sehingga suplai berkurang" kata Ridho.
Sementara untuk bawang putih, terdapat tren kenaikan harga meskipun harga di Sumut relatif lebih rendah dibanding harga di Jawa.
”Untuk bawang putih, HET sebesar Rp.32.000, sementara harga di lapangan sebesar Rp.36.000. Artinya sedikit diatas HET. Namun, karena ini komoditi import, maka simpul yang harus diwaspadai adalah di level importirnya. Apakah mereka sudah merealisasikan izin importnya atau ada faktor kesengajaan untuk menahan pasokan?” ujar Ridho.
Dilanjutkan, untuk harga beras saat ini mulai melandai. Hal ini seiring dengan masuknya beras dai Sulawesi dan Aceh. Ditambah lagi menjelang panen raya maka dipastikan beras-beras lokal akan masuk ke pasar. Yang justru harus diwaspadai adalah kebijakan Bulog dalam mendistribusikan beras ke masyarakat.
”Dalam kondisi panen raya dan pasokan melimpah, akan lebih baik Bulog mengurangi distribusi beras SPHP dan fokus pada penyerapan gabah petani. Hal ini untuk menjaga agar harga beli di tingkat petani nantinya tidak merosot tajam” tambah Ridho.