Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

REI Minta Tapera Akomodir Pekerja Sektor Informal Bisa Membeli Rumah

Musda DPD REI Sumatera Utara di Grand Mercure Hotel Medan, Rabu (11/12/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Medan, IDN Times - Pemerintah Indonesia menargetkan penyediaan 3 juta unit rumah layak huni setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat miskin yang belum memiliki hunian memadai. Dengan rincian 1 juta rumah di kota dan 2 juta rumah di pedesaan.

Asosiasi Real Estat Indonesia (DPP REI) mendukung penuh program ini dan menargetkan bisa membantu pemerintah mewujudkan Pembangunan 3 juta rumah pada 2025.

Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto menilai program ini menjadi sebuah loncatan tinggi bagi industri perumahan nasional di masa mendatang. Menurutnya, tidak akan ada hasil yang berbeda, jika cara mengatasinya masih tetap sama.

“Program pengentasan angka kemiskinan termasuk lewat penyediaan hunian secara masif sebanyak 3 juta unit bagi masyarakat di pedesaan dan perkotaan menjadi sejalan (inline) dengan usaha mengentaskan backlog. Untuk itu kita REI komit mendukung mendukung program yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)  ini,” ujar Joko saat memberikan sambutan pada Musda DPD REI Sumatera Utara di Grand Mercure Hotel Medan, Rabu (11/12/2024).

Untuk membantu Pemerintahan Presiden Prabowo mewujudkan hal ini, REI mengusulkan pada BP Tapera bahwa setiap perbankan harus mengakomodasi pemohon yang pendapatannya tidak tetap atau sektor informal.

1. Rumah jadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi

ilustrasi pembangunan perumahan rakyat (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Dia menambahkan, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi angka backlog (kekurangan) pasokan rumah yang sangat besar mencapai 12,7 juta unit. Ironisnya, angka itu tidak banyak mengalami perubahan setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Sektor properti telah memberi kontribusi besar pada PDB nasional sebesar 14 persen, menyumbang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 9 persen, pendapatan asli daerah (PAD) antara 35-55 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 14-17 juta orang.

Sektor ini juga berperan dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar 8 persen, serta menekan stunting seperti yang dicita-citakan presiden terpilih Prabowo Subianto. Terlebih rumah merupakan satu dari tiga kebutuhan pokok Masyarakat: Sandang, Pangan, Papan (Rumah).

Selain itu, REI akan terus berkoordinasi dengan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan presiden terpilih Prabowo Subianto yakni Hashim S. Djojohadikusumo dan berbagai pihak untuk mewujudkan program ini.

2. Sektor properti mampu menyerap hingga 19 juta tenaga kerja

Ilustrasi BP Tapera Di Kota Padang (Dok. Tapera.go.id)

Menurut Joko, karena memiliki keterkaitan dengan hampir 185 industri lainnya di sektor riil, sektor properti memiliki dampak besar bagi bergeraknya perekonomian Indonesia.

Sebagai bisnis padat karya, sektor properti mampu menyerap banyak tenaga kerja yaitu hampir 13 juta-19 juta orang. Dengan kontribusi yang cukup strategis itu, maka industri properti sangat-sangat pantas menjadi tulang punggung (backbone) utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Termasuk untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen per tahun untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045. Sektor properti dan di dalamnya perumahan akan bertindak sebagai pengungkit perekonomian nasional sesuai dengan paradigma yang diusung propertinomic. Untuk itulah, pada Musda DPD REI Sumut  kali ini kita mengusung tema Propertinomic Sukseskan 3 Juta Rumah 2025,” jelasnya.

3. REI Sumut targetkan bangun 25 ribu rumah

Musda DPD REI Sumatera Utara di Grand Mercure Hotel Medan, Rabu (11/12/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Khusus di Sumut, Ketua DPD REI Sumut, Andi Atmoko Panggabean menargetkan tahun 2025 bisa membangun sekitar 20 ribu hingga 25 ribu rumah di seluruh Sumatera Utara. Sedangkan tahun ini, mereka membangun sekitar 17 ribu rumah.

Menurutnya salah satu kendala REI membangun rumah di Sumut adalah sulitnya menjadi hamparan lahan yang luas dan harganya terjangkau. Menurutnya di kota-kota satelit Medan harga tanah sudah sangat tinggi.

Menurutnya rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) itu kisaran harganya harus Rp100 jutaan tidak boleh lebih. Maka harga tanahnya per meter harus di bawah Rp500 ribu.

"Di daerah-daerah satelit Medan itu sudah susah kan cari tanah harga segitu. Di Sei Mencirim udah lebih dari Rp500 ribu per meter harga tanahnya. Selain itu di Deli Serdang cari hamparan lahan 20 hektare saja sudah susah. Makanya kita incar kawasan-kawasan yang lebih ke pinggir lagi, dan nanti kita bekerjasama dengan Pemkab, misalnya tanah eks HGU," terang Andi.

Selain itu, tahun ini REI juga mengakami berbagai kendala, khususnya soal PBG sehingga hanya mampu membangun sekitar 17 ribu rumah.

"Tahun depan mudah-mudahan bisa tercapai sesuai target dan kami akan menjalin kerjasama dengan pemerintah dan perbankan. Deli Serdang misalnya, Bupati terpilih punya pemahalan soal sektor properti dan siap membantu REI," jelasnya.

Terkait Musda DPD REI, terdapat calon tunggal ketua selanjutnya, yakni Rakutta Karo Karo. Pada Musda ini ia akan terpilih secara aklamasi.

"Selama ini kami sudah guyub, sudah kompak, jadi wajar jika hanya ada satu calon, tugasnya untuk meneruskan yang selama ini sudah berjalan baik dan akan membuat yang lebih baik lagi," pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us