Medan, IDN Times - PT Toba Pulp Lestari, Tbk melakukan program–program perbaikan secara berkelanjutan pada bidang manajemen pengolaan hutan lestari maupun pembaruan mesin-mesin pabrik pengolahan pulp untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan sosial yang lebih baik.
Adapun program peremajaan pabrik yang dimulai pada Agustus 2018 tersebut, kini telah mencapai 87 persen. Dan diharapkan akan rampung pada akhir Juli mendatang.
Mulia Nauli, Direktur PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menyampaikan peremajaan pabrik tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja lingkungan menuju ke zero smell.
“Selain target menuju zero smell, proyek ini bertujuan mengurangi emisi dan penggunaan energi. Seluruh pekerjaan fondasi telah selesai dan lima digester baru telah terpasang beserta fasilitas lainya,” tambahnya.
Adapun program peremajaan pabrik tersebut diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.
Selain melakukan peremajaan pabrik, Perseroan juga melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui Program Community Development/Corporate Social Responsibility yang berfokus pada bidang-bidang pendidikan, kesehatan, investasi sosial dan penciptaan lapangan kerja serta pengembangan keterampilan.
Fokus dilakukan di enam kabupaten yakni Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Dairi, dengan porsi terbesar beroperasi di Kabupaten Toba Samosir.
"Proses pelaksanaan program dilakukan dengan mengidentifikasi penerima manfaat terlebih dahulu, menganalisa potensi dampak yang diharapkan terjadi, serta melakukan pemantauan secara rutin," sambungnya.
Perseroan juga secara proaktif mendorong program-program kemitraan dengan masyarakat sebagai solusi terkait klaim lahan yang berada dalam wilayah konsesi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sejalan dengan Program Perhutanan Sosial yang dicanangkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
“Kami telah berhasil mengembangkan sistem tumpangsari di area Pondok Bina Tani seluas dua hektar dimana tanaman eucalyptus dapat tumbuh berdampingan dengan tanaman komoditas seperti cabai, jagung, jahe dan kunyit,” katanya.
Diharapkan program ini dapat memberikan solusi serta meningkatkan pendapatan bagi masyarakat desa yang tinggal di sekitar area konsesi Perseroan. Serta mendorong terbentuknya kelompok-kelompok tani di tingkat desa yang dapat mengelola program ini secara berkelanjutan.
Hingga Mei 2019, Perseroan telah memberikan capaian signifikan dari program yang telah terlaksana dan diharapkan terus membuahkan pemberdayaan yang berkelanjutan.