Penjualan Ramuan Pangir Menurun di Ramadan Ini

Medan, IDN Times - Mandi pangir merupakan salah satu tradisi, saat memasuki bulan suci Ramadhan. Pangir ini memiliki aroma dengan ramuan yang berisikan berbagai macam dedaunan yang terdiri dari daun nilam, daun pandan wangi, batang sereh, daun jeruk dan putik pohon pinang.
Biasanya hal ini jadi keuntungan para pedagang ramuan pangir. Namun tahun ini penjualan pangir tak seperti biasanya.
1. Tradisi ini membuat banyak pedagang musiman menjual pangir
Dedaunan yang diikat menjadi satu ini nantinya direbus kemudian air, kemudian dicampur dengan air mandi sebagai tujuan membersihkan diri dalam menyambut bulan yang suci. Dari tradisi ini, membuat banyak pedagang musiman yang menjual ramuan tersebut.
2. Pedagang sebut banyak yang mandi pakai pangir sebelum tarawih agar harum
Seperti salah satunya Dewi mengungkapkan, sudah sejak beberapa tahun terakhir melengkapi dagangannya dengan ramuan pangir. Dia menjelaskan, setiap tahunnya masyarakat memang selalu mencari pangir di kios-kios dagangan rempah-rempah atau penjual bunga-bunga yang ada di pasar tradisional maupun di tepi pasar Kota Medan.
"Memang setiap tahun pasti saya menjual pangir, karena banyak yang cari untuk menyambut puasa. Mereka akan mandi pakai ini sebelum tarawih biar wangi," ucapnya.
3. Penjualanan pangir menurun 50 persen
Disebutkannya, penjualanan pangir tahun ini tidak terlalu banyak atau tidak antusias. Hanya mencapai 300 ikat, dibanding tahun lalu 700 ikat. Pangir ini dijual dalam 1 ikat Rp5 ribu.
"Penjualanan tahun ini parah kalau dibandingkan tahun semalam, ada sekitar 50 persen," pungkasnya.