Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Acara sosialisasi peran LPS dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dengan media di Sumatera Utara di Kantor LPS I Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

MEDAN, IDN Times - Sejak berdiri tahun 2005 hingga 31 Mei 2024, secara nasional, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah melakukan likuidasi terhadap 132 bank di Indonesia. Satu di antaranya adalah bank umum, sedangkan 131 lainnya yang dilikuidasi adalah BPR/BPRS.

Dari 131 BPRS itu, hanya 2 yang berasal dari Sumatera Utara Yaitu BPR Nusa Galang makmur pada tahun 2017 dan BPR Bina Barumun pada tahun 2021. 

Menurut Pramuji Novri H, Kepala Divisi Edukasi, Hubungan Masyarakat, dan Hubungan Kelembagaan LPS I Medan minimnya jumlah BPRS di Sumut yang pernah dilikuidasi menunjukkan kondisi perbankan yang sangat baik di Sumut.

Hal ini diungkapkan Novri dalam acara sosialisasi peran LPS dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dengan media di Sumatera Utara di Kantor LPS I Medan, Gedung Sinarmas Jalan Diponegoro Medan, Selasa (4/6/2024).

1. Total BPR di Sumut ada 1.600-an unit

Kantor LPS I Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Ia membeberkan dari 132 bank yang pernah dilkuidasi, total simpanan layak bayar sebanyak Rp2,30 triliun dan total rekening sebanyak 342.318 rekening.

Khusus BPR Nusa Galang makmur dan BPR Bina Barumun di Sumut, total simpanan layak bayar sebanyak Rp10,44 miliar dan total rekening sebanyak 1.295 rekening.

"Jika dilihat dari total BPR di Sumut ada 1.600-an unit, hanya ada 2 yang dilikuidasi artinya perbankan di Sumut sangat sehat," ujarnya.

Novri membeberkan ada beberapa jenis layanan yang disediakan oleh kantor LPS bagi masyarakat dan nasabah. "Kami menyediakan ruangan khusus untuk memberikan layanan informasi terkait tugas dan fungsi LPS serta informasi perbankan. Masyarakat bisa menghubungi pusat layanan informasi (Puslinfo) LPS di nomor 154 kapan saja," jelas Novri.

2. Ini dua tugas utama kantor perwakilan LPS

Kantor LPS I Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Kepala Kantor Perwakilan LPS I Medan, Muhamad Yusron dalam kesempatan ini menjelaskan dua tugas utama kantor perwakilan LPS, yaitu memberikan dukungan edukasi publik dan hubungan kelembagaan, serta dukungan surveillance, resolusi, dan pemantauan pengaduan bank.

"Kami berwenang penuh untuk sosialisasi dan edukasi publik. Dalam rencana kerja kami selama Mei hingga akhir tahun ini, kami akan gencar melakukan kegiatan sosialisasi dan literasi, menggandeng berbagai pihak seperti perbankan, lembaga pemerintah, instansi pemerintah, serta masyarakat umum," ujar Yusron.

Yusron juga menekankan pentingnya mendekatkan LPS kepada masyarakat mengingat rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang LPS.

"Kami akan rutin mengadakan pertemuan dan workshop dengan media, serta kegiatan CSR dan sponsor untuk mendukung komunikasi dengan lembaga lain," tambahnya.

3. Ingin meningkatkan literasi keuangan masyarakat di Sumut

Kepala Perwakilan LPS I Medan, Muhammad Yusron (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Yusron juga mengungkapkan rencana pertemuan dengan perbankan di Sumatra Utara untuk memperkenalkan kantor perwakilan LPS I - Medan dan mengingatkan bank tentang kewajiban mereka sebagai peserta penjaminan LPS.

"Kami akan bertemu dengan bank umum dan BPR-BPRS di wilayah Sumatera Utara untuk membahas kewajiban mereka, seperti pelaporan dan pembayaran premi," kata Yusron.

Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan, Kantor LPS Medan juga berencana mengadakan sosialisasi dan edukasi ke berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan akademisi. "Mahasiswa adalah generasi masa depan kita, sehingga penting bagi mereka untuk mengenal LPS dan fungsi penjaminan simpanan," ujar Yusron.

LPS Medan, yang baru beroperasi sejak 3 Mei 2024, merupakan salah satu dari tiga kantor perwakilan yang dibuka tahun ini, selain di Surabaya dan Makassar.

"Medan dipilih karena merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera dan memiliki peran strategis dalam sistem keuangan nasional," pungkas Yusron.

Editorial Team