Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penandatanganan kerja sama Mitsubishi dan KIS Group di Jepang terkait pengembangan biogas (dok.KIS Group)
Penandatanganan kerja sama Mitsubishi dan KIS Group di Jepang terkait pengembangan biogas (dok.KIS Group)

Intinya sih...

  • KIS Group mengumumkan Mitsubishi Corporation telah mengakuisisi sebagian saham minoritas pada operasi KIS Group di Indonesia.

  • KIS Group saat ini menjadi pengembang pabrik BioCNG terbesar di Indonesia dengan target pembangunan 25 pabrik di Sumatera Utara dengan nilai investasi sekitar Rp 1,6 triliun.

  • Setiap tahun, KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan lebih dari 600 juta meter kubik biogas, berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 5,9 juta ton per tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times- KIS Group, pemimpin global dalam teknologi biogas dan biofuel yang tengah mengembangkan ekspansinya di Sumatra Utara mengumumkan Mitsubishi Corporation telah mengakuisisi sebagian saham minoritas pada operasi KIS Group di Indonesia. Langkah ini menjadi debut , salah satu perusahaan bisnis terpadu terbesar di Jepang itu dalam pasar biogas global.

Didirikan pada 2006 oleh K.R. Raghunath, KIS Group telah hadir di 11 negara termasuk Indonesia, India, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Brasil, Kolombia, Qatar, dan Spanyol. Perusahaan ini dikenal sebagai penyedia solusi menyeluruh di sektor kelapa sawit, gula, susu, kertas, penyulingan, hingga agroindustri. Hingga 2030, KIS menargetkan investasi sebesar USD 1 miliar untuk pengembangan biogas dan biofuel di Indonesia, Asia Tenggara, dan India.

1.KIS akan memanfaatkan jaringan Mitsubishi yang tersebar di lebih dari 90 negara untuk mempercepat ekspansi global

Penandatanganan kerja sama Mitsubishi dan KIS Group di Jepang terkait pengembangan biogas (dok.KIS Group)

KIS telah mengembangkan berbagai proyek biomethane/gas terbarukan dan memasok biomethane jangka panjang kepada Unilever dan Shell. KIS juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan global seperti Toyota, Godrej, Sinarmas, Banas Dairy, dan Maruti Suzuki.

Melalui kemitraan ini, KIS akan memanfaatkan jaringan Mitsubishi yang tersebar di lebih dari 90 negara untuk mempercepat ekspansi global. Keduanya akan mengembangkan dan mengomersialisasikan teknologi biogas, BioCNG, dan BioLNG untuk pasar internasional. Kolaborasi ini juga mendorong peningkatan standar operasional, efisiensi, ketahanan rantai pasok, dan penguatan penerapan prinsip ESG (environmental, social, governance).

Dengan dukungan Mitsubishi, KIS menargetkan perluasan portofolio ke Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa dalam lima tahun mendatang, termasuk peningkatan produksi gas terbarukan secara signifikan untuk mendukung target dekarbonisasi global.

“Kolaborasi strategis ini dengan Mitsubishi Corporation akan mendorong KIS Group ke tingkat pertumbuhan berikutnya. Fakta bahwa Mitsubishi memilih kami sebagai langkah pertama memasuki pasar biogas merupakan bentuk kepercayaan terhadap teknologi dan kemampuan eksekusi kami," kata K.R. Raghunath, Pendiri dan CEO KIS Group dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (5/11/2025).

2. Sudah bangun 2 pabrik di Sumut, targetkan 25 pabrek dengan nilai investai Rp1,6 triliun

Pabrik BioCNG beroperasi di Labusel yang diklaim terbesar di Asia Tenggara (IDN Times/Doni Hermawan)

KIS Group saat ini menjadi pengembang pabrik BioCNG terbesar di Indonesia. Pada 2024, KIS meresmikan pabrik BioCNG komersial pertama di Blangkahan, Langkat. Pabrik tersebut memproduksi 15.500 meter kubik BioCNG per hari dari limbah cair kelapa sawit (POME). Disusul pada 2025, pabrik BioCNG kedua di Torgamba, Labuhanbatu Selatan mulai beroperasi dengan kapasitas 182.000 MMBtu per tahun, menjadikannya fasilitas BioCNG terbesar di Asia Tenggara.

Secara total, KIS menargetkan pembangunan 25 pabrik BioCNG di Sumatera Utara dengan nilai investasi sekitar Rp 1,6 triliun. Jika seluruhnya beroperasi, proyek ini diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 3,7 juta ton CO₂ per tahun sekaligus menghasilkan kredit karbon bernilai tinggi.

3. Setiap tahun, KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan lebih dari 600 juta meter kubik biogas

Pabrik BioCNG beroperasi di Labusel yang diklaim terbesar di Asia Tenggara (IDN Times/Doni Hermawan)

Produk BioCNG dari pabrik KIS telah digunakan oleh Unilever Oleochemical Indonesia sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk armada distribusinya. Setiap tahun, KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan lebih dari 600 juta meter kubik biogas, berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 5,9 juta ton per tahun.

BioLNG yang dihasilkan dari limbah organik juga berperan sebagai bahan bakar transisi (drop-in solution), yang dapat langsung dimanfaatkan pada infrastruktur LNG yang sudah ada tanpa perubahan besar.

Editorial Team