Sibolga, IDN Times - Beberapa kotak berbentuk panjang tersusun di atas lahan seluas sekitar 500M persegi. Dari jauh, seorang pria berbaju dongker berdiri di antara kotak itu.
Meski panas terik matahari menyengat siang itu, namun semangat pria itu tak pernah layu. Di tangan nya, sebuah kayu digerakkan perlahan ke dalam salah satu kotak berwarna biru berukuran sekitar 2x1 meter.
Sesekali, pria itu berpindah dari kotak yang satu ke kotak yang lainnya. Alunan tangan nya membuat air di dalam kotak itu terlihat berguncang. Gerakan pada kayu panjang dengan pelan dilakukan agar air tidak terhempas ke luar.
Dengan perlahan, pria itu terlihat menarik butiran berwarna putih yang menyatu dengan air. Satu persatu butiran putih itu menyatu menjadi tumpukan di pinggir kotak. Butiran putih itu adalah garam dari hasil penjemuran air laut.
Pria itu adalah Jonry Simanjuntak. Dia diklaim merupakan satu-satunya petani garam tradisional yang berada di salah satu daerah Pantai Sumatra Utara, tepatnya di Tapanuli Tengah. Di kotak-kotak itu lah Jonry menjemur air laut untuk menghasilkan garam. "Awalnya masih 1 kotak yang saya buat. Namun sekarang sudah ada 6 kotak," kata Jonry membuka cerita.