Semangat kekeluargaan menjadi resep awet klaster Uis Karya Bunda di Kota Binjai. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Ade mengakui, mengurusi kelompok bukan perkara mudah. Menyiasatinya, mereka rajin berkumpul. Bikin acara makan bersama, atau sekadar mengobrol santai.
“Kalau ada yang sakit kita menjenguk, kalau ada yang pesta kita datang. Bahkan kita juga datang kalau sampai acaranya di kampungnya, jauh di sana,” Ade.
Bagi Ade, semangat kekeluargaan itu menjadi penting. Menjadi resep klaster mereka tetap awet.
Kemudian, bagi Ade, semangat kekeluargaan itu dibarengi dengan transparansi dalam hal pengelolaan keuangan kelompok.
“Kita kan punya struktur. Ada ketua, sekretaris, bendahara. Nah ini kemudian dibikin pembukuan untuk kelompok,” katanya.
Biasanya, mereka akan menghitung laba bersih kelompok di akhir tahun. Jika ada keuntungan berlebih, kelompok akan membelanjakan bahan pokok yang nantinya dibagikan kepada anggota.
“Prinsipnya transparansi. Itu saja,” katanya.
BRI mengapresiasi kekompakan Klaster Tenun Uis Karya Bunda. Mereka mengakui, ada semangat kekeluargaan yang kuat di kelompok. Itu yang membuat BRI terus memberikan dukungan kepada klaster tersebut.
“Sampai saat ini cukup baik. Karena yang awalnya cuma bertenun menghasilkan kain saja tanpa ada pelatihan dan pendampingan. Saat ini mereka sudah berinovasi dan berkembang memproduksi produk turunan,” kata Branch Manager BRI BO Binjai Agung Prasetyo.
Mereka juga terus melakukan pendampingan. Hingga memberikan modal usaha secara individu. “Kami juga membantu membuat galeri dan sanggar sebagai sarana mempromosikan produk. Kemudian memberikan pelatihan untuk bisa berinovasi,” katanya.