Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Medan, IDN Times - Pengamat ekonomi asal Sumatra Utara Benjamin Gunawan menyoroti kebijakan kenaikan tarif impor oleh AS secara global, yang akan membuat distribusi barang dan jasa bergeser dan menciptakan sebuah pola distribusi yang baru.  Dia mengatakan akan ada banyak negara yang mencari tujuan pasar alternatif, di mana produknya bisa bersaing dan diterima.

Sehingga, ini menjadi ancaman bagi pelaku UMKM di tanah air. "Kita bisa menjadi sasaran barang-barang impor dari negara lain, seiring dengan kebijakan kenaikan tarif yang dilakukan AS," jelas Benjamin kepada IDN Times, Minggu (6/4/2025).

1. Ekspor Indonesia didominasi ekspor komoditas nonmigas

Trump (mengumumkan tarif impor), bbc

Dikatakannya, ekspor Indonesia banyak didominasi oleh ekspor komoditas nonmigas. Dominasinya sebesar 94 persen. Artinya, jika Indonesia mencari negara alternatif tujuan ekspor tentunya tidak mudah.

"Salah satunya, karena negara tujuan ekspor harus mempersiapkan investasi untuk industri pengoiahan dengan bahan baku komoditas kita. Belum lagi mempertimbangkan daya saing komoditas kita dibandingkan dengan komoditas subtitusi. Baik dari komoditas (subtitusi) pesaing, atau komoditas yang sama namun diproduksi negara lain," jelas Benjamin.

2. Para pelaku UMKM lebih banyak mengandalkan belanja domestik sebagai pangsa pasar utamanya

Editorial Team

Tonton lebih seru di