Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Kota Medan, kini jadi pendorong percepatan net zero emission.
Muasalnya, berton-ton sampah menggunung di sana kini
dikelola jadi sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk
campuran bahan bakar pengganti batubara atau proses co-firing.
Co-firing ini diperuntukkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu, Langkat. Hasilnya, selain mendorong terwujudnya lingkungan bersih, juga mampu menekan penggunaan bahan fosil. Selama penggunaan co-firing dari TPA Terjun, PLTU Langkat mampu menghemat 148.921 ton bahan bakar batubara.
Proses pembuatan co-firing dilakukan, di pabrik pengelolaan sampah Bahan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Plant. Pabrik ini didirikan PT PLN Indonesia Power (IP) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Pangkalan Susu sejak Desember 2022. Lokasi Pabrik BBJP berada di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Marelan, Kota Medan atau tepat berada di TPA Terjun.
Saat IDN Times mengunjungi BBJP Rabu (14/11/2024) sekira pukul 08.00, Sugianto (45) pengawas BBJP, tampak sibuk mengawasi pekerjaan 5 karyawannya saat memproses sampah menjadi bahan bakar jumputan.
Di lokasi seluas 20 meter x 5 meter tersebut, ada yang bertugas menyeleksi sampah organik, menyiramkan larutan bioaktivator untuk fermentasi, melakukan proses pencacahan sampah halus dan kasar dan terakhir mem-packing produk biomassa ke dalam karung. Kegiatan itu, rutin dilakukan sejak pukul 08.00 hingga 17.00 setiap harinya.
Kepala Tim Penanganan Sampah di TPA Terjun, Azman (50) mengatakan Pabrik BBJP di TPA Terjun, merupakan yang pertama didirikan PLN di Sumut. Tempat itu adalah pilot project PLN yang disiapkan menjadi alternatif permasalahan sampah di Kota Medan, yang setiap harinya memproduksi 1.800 ton sampah.
Kata Azman, meski saat ini BBJB hanya menangani sampah organik, kehadirannya menjadi semangat baru, mengurangi produksi sampah sekaligus menghadirkan energi bersih dan ETB di Kota Medan. Setiap bulannya pihaknya bisa memproduksi co-firing sampai 3 ton dari sampah organik.
"Itu jadi ada manfaatnya, ranting pohon jadi bermanfaat daun-daunan selama ini terbuang juga ada manfaatnya. Kita manfaatkan menjadi co-firing untuk pembangkit listrik, pendamping bahan bakar batubara," katanya.
Kata dia, manfaat lain, pengelolaan co-firing juga diproyeksikan men-support pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pemkot Medan. Karena setiap goni, co-firing yang dijual ke PLTU Batubara, kini mempunyai nilai ekonomis.
Kata Azman, awalnya pengerjaan Pabrik BBJP dikelola PLN sembari mengajarkan pegawai Pemkot Medan, bagaimana cara mengelola sampah organik menjadi co-firing. Setelah memberikan pembelajaran selama 1,5 tahun lebih, kini sejak Agustus 2024 pengelolaan Pabrik BBJP diserahkan sepenuhnya ke Pemkot Medan.
"Sekarang kita yang meneruskan apa yang sudah dilakukan PLN," katanya.