Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250717_150531.jpg
Ketua Umum BPP AEKI Irfan Anwar beserta jajaran bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Dr. Budi Santoso. Pertemuan ini membahas tentang kelanjutan dan kemajuan perkopian Indonesia (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Tarif Impor Amerika Serikat: Momentum Strategis Ekspor Kopi IndonesiaIndonesia memiliki keunggulan tarif impor yang relatif rendah di Amerika Serikat, memberikan keuntungan strategis bagi eksportir.

  • Hilirisasi Produk dan Sertifikasi Ekspor: Dukungan Pemerintah Mendorong Produk Bernilai TambahPemerintah terus mendorong proses hilirisasi produk kopi untuk meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan multiplier effect di dalam negeri.

  • Peran ITPC: Sarana Magang dan Penjajakan Pasar bagi SDM PerusahaanKantor ITPC terbuka untuk menerima sumber daya manusia dari perusahaan eksportir untuk magang, pelatihan, atau penjajakan pasar.

Medan, IDN Times - Industri kopi Indonesia telah menjadi salah satu penopang utama ekspor non-migas, dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, Indonesia memiliki kekayaan varietas kopi yang sangat beragam serta karakteristik rasa yang unik.

Namun, untuk dapat bersaing secara global, diperlukan strategi komprehensif yang mencakup pemanfaatan peluang tarif, penguatan hilirisasi produk, serta kolaborasi aktif dengan institusi perdagangan luar negeri seperti ITPC (Indonesia Trade Promotion Center).

Sebelumnya, Ketua Umum BPP AEKI Irfan Anwar beserta jajaran bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Dr. Budi Santoso. Pertemuan ini membahas tentang kelanjutan dan kemajuan perkopian Indonesia.

Ada tiga aspek kunci yang saat ini menjadi fokus penting dalam mendorong ekspor kopi Indonesia, yaitu peluang dari struktur tarif impor yang kompetitif, upaya hilirisasi dan dukungan sertifikasi oleh pemerintah, serta keterlibatan aktif eksportir melalui fasilitasi magang dan penjajakan pasar di kantor dagang luar negeri.

1. Tarif Impor Amerika Serikat: Momentum Strategis Ekspor Kopi Indonesia

Ketua Umum BPP AEKI Irfan Anwar beserta jajaran bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Dr. Budi Santoso. Pertemuan ini membahas tentang kelanjutan dan kemajuan perkopian Indonesia (Dok. Istimewa)

Pasar kopi global, terutama Amerika Serikat, sangat kompetitif. Namun demikian, Indonesia saat ini memiliki keunggulan tarif impor yang relatif rendah saat memasuki pasar Amerika. Produk kopi asal Indonesia dikenakan tarif masuk sebesar 19%, yang lebih rendah dibandingkan Vietnam (20%) dan jauh lebih rendah dibandingkan Brasil yang dikenakan tarif hingga 50%.

Perbedaan tarif ini memberikan keuntungan strategis bagi eksportir Indonesia, karena dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada buyer Amerika tanpa harus mengorbankan kualitas. Dalam iklim persaingan global yang semakin ketat, struktur tarif yang lebih rendah dapat menjadi senjata utama untuk meningkatkan volume ekspor dan memperluas pasar.

Pemerintah dan para pelaku usaha harus memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin. Dengan tarif yang lebih kompetitif, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengencangkan ekspansi dan penetrasi pasar kopi ke Amerika Serikat, termasuk ke segmen specialty coffee yang memiliki pertumbuhan tinggi dan nilai jual lebih besar.

2. Hilirisasi Produk dan Sertifikasi Ekspor: Dukungan Pemerintah

Ketua Umum BPP AEKI Irfan Anwar beserta jajaran bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Dr. Budi Santoso. Pertemuan ini membahas tentang kelanjutan dan kemajuan perkopian Indonesia (Dok. Istimewa)

Mendorong Produk Bernilai Tambah Sebagai bagian dari agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (KEMENDAG) dan instansi terkait terus mendorong proses hilirisasi produk kopi. Fokus tidak hanya pada ekspor kopi dalam bentuk green bean, tetapi juga pada produk-produk bernilai tambah seperti roasted bean, ground coffee, drip bag dan kopi siap saji dalam kemasan (RTD – ready to drink).

Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan multiplier effect di dalam negeri. Melalui hilirisasi, bukan hanya nilai jual produk yang meningkat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan, mendukung sektor industri kreatif, dan memperkuat posisi merek kopi Indonesia di kancah global.

Untuk mendukung hal ini, KEMENDAG juga secara aktif akan mengupayakan keberhasilan dan keringanan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspor. Dengan begini, diperkirakan beberapa sertifikat / dokumen yang awalnya sangat dibutuhkan bisa jadi perlahan demi perlahan akan lemah, demi kemudahan pengiriman dan masuknya perkopian Indonesia. Dengan adanya dukungan ini, para pelaku UMKM maupun eksportir menengah dan besar dapat lebih mudah memenuhi standar pasar internasional tanpa terbebani biaya tinggi yang seringkali menjadi kendala utama.

3. Peran ITPC: Sarana Magang dan Penjajakan Pasar bagi SDM Perusahaan

Ketua Umum BPP AEKI Irfan Anwar beserta jajaran bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Dr. Budi Santoso. Pertemuan ini membahas tentang kelanjutan dan kemajuan perkopian Indonesia (Dok. Istimewa)

Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kompleksitas pasar ekspor, pemahaman terhadap dinamika pasar di negara tujuan menjadi sangat penting. Untuk menjawab kebutuhan ini, pemerintah melalui KEMENDAG menyampaikan bahwa seluruh kantor ITPC (Indonesia Trade Promotion Center) yang tersebar di berbagai negara terbuka untuk menerima sumber daya manusia (SDM) dari perusahaan eksportir untuk magang, pelatihan, atau penjajakan pasar.

Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung bagi pelaku usaha atau staf ekspor dari perusahaan dalam memahami preferensi konsumen, jaringan distribusi, persaingan harga, hingga peluang kerjasama dagang di negara tujuan. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya mengandalkan pihak ketiga dalam pemasaran internasional, tetapi juga dapat membangun jaringan sendiri dan memperkuat branding produknya.

Kehadiran SDM perusahaan secara langsung di kantor dagang Indonesia di luar negeri memungkinkan mereka untuk Mengikuti pameran dagang internasional secara aktif, Melakukan riset pasar lokal, Menjalin kemitraan langsung dengan buyer potensial dan Menyerap informasi terbaru terkait regulasi, tren produk, dan peluang ekspor.

Program ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam mendukung eksportir, tidak hanya dalam bentuk kebijakan, tetapi juga dalam penguatan kapasitas SDM dan akses pasar secara praktis.

Dengan struktur tarif yang kompetitif di pasar utama seperti Amerika Serikat, didukung oleh program hilirisasi produk dan fasilitasi sertifikasi dari pemerintah, serta kesempatan magang dan riset pasar melalui ITPC, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk meningkatkan daya saing ekspor kopi secara global.

Diharapkan, kedepannya kolaborasi ini akan semakin erat antara pemerintah, pelaku usaha, asosiasi industri, dan perwakilan dagang luar negeri akan menjadi kunci dalam membentuk ekosistem ekspor yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, Indonesia tidak hanya akan dikenal sebagai negara penghasil kopi, tetapi juga sebagai pemain utama dalam rantai nilai kopi dunia yang unggul dalam inovasi, kualitas, dan branding.

Editorial Team