ilustrasi buah kakao (pixabay.com/Elias Shariff Falla Mardini)
Menurut Andi, keberhasilan ini menjadi bukti kerja keras petani subsektor perkebunan serta dukungan pemerintah daerah dalam membangun pertanian yang baik, sehingga ekspor kakao biji terus meningkat.
Masih menurut Andi, pihaknya secara rutin melakukan pendampingan kepada pelaku usaha pertanian dengan memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor.
“Hal ini dilakukan untuk memastikan produk pertanian dapat diterima di negara tujuan,” ujarnya.
Saat ini, Kakao banyak dibudidayakan di Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan data BPS, luas lahan kakao di Sumut seluas 35,696 ha, sehingga sangat potensial untuk peningkatan ekspor kakao.