Dukung Tol Laut, Pelindo Genjot Pelayanan dan Infrastruktur di Belawan

Janji Presiden Jokowi mewujudkan tol laut sejak delapan tahun lalu baru mulai terlihat pada tahun 2021. Salah satu langkah strategis yang dipilih oleh Kementerian BUMN untuk mendukung tol laut ini adalah menyatukan atau merger PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III dan PT Pelindo IV.
Penggabungan atau merger empat BUMN Pelabuhan ini akan membuat terjadinya penggabungan aset serta penggabungan standar ooperasional. Harapannya pelabuhan dari Sabang sampai Merauke akan berada pada satu sistem.
Strategi penggabungan mengacu pada kondisi saat ini, di mana antar pelabuhan masih bergerak sendiri-sendiri. Arya mengungkapkan saat ini pindah pelabuhan juga berarti pindah sistem yang menyebabkan banyak keterlambatan dan banyak hal prosedural yang harus dilalui.
Merger PT Pelindo dipercaya dan diharapkan akan membantu logistik nasional menjadi lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien. Apalagi selama ini mahalnya biaya logistik membuat produk dalam negeri kalah bersaing dengan barang impor.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memastikan akan memaksimalkan hub and spoke untuk bisa mendukung operasional tol laut.
Pelindo mengelola 110 pelabuhan. Dari 110 pelabuhan dikelola Pelindo, ada 20 pelabuhan yang dioperasikan untuk melayani tol laut.
Pelindo menyiapkan pelabuhan besar seperti yang ada di Belawan, Surabaya, Makassar, Tanjung Priok, Sorong, Bitung, juga Balikpapan. Pelabuhan besar tersebut bisa menjadi hub dimanfaatkan operasional tol laut.
Lantas seperti apa yang terjadi di Pelabuhan Belawan Medan?
1. Bidik pengembangan infrastruktur di Pelabuhan Belawan
Setelah Pelindo I, II, III, dan IV merger, PT Pelindo membidik Pelabuhan Belawan menjadi pintu gerbang logistik di Sumatra Utara. Untuk membidik posisi tersebut, pengembangan infrastruktur pelabuhan perlu dilakukan secara sejalan dengan target Pelindo pascamerger pada 1 Oktober tahun lalu.
Posisi Pelabuhan Belawan sangat strategis karena berdekatan dengan jalur pelayaran dan perdagangan terpenting di dunia yakni Selat Malaka. Untuk memaksimalkan potensi tersebut saat ini Pelindo sudah resmi menjalin kesepakatan dengan Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dalam pengelolaan Belawan New Container Terminal (BNCT).
Department Head Komunikasi Korporasi Pelindo Fajar Setyono memastikan dengan adanya kerja sama tersebut, Pelabuhan Belawan akan bertransformasi dari pelabuhan feeder menjadi hub maritim.
Fajar menuturkan strategi yang dilakukan melalui kerja sama dengan konsorsium INA adalah menggandeng mitra global yang memiliki kompetensi dalam membentuk ekosistem yang dapat menciptakan direct call dari Belawan.
"INA telah memilih DP World melalui seleksi ketat sebagai mitra strategis untuk membantu percepatan penciptaan jaringan logistik laut yang mumpuni," kata Fajar kepada wartawan, Minggu (18/9/2022).
Fajar mengatakan DP World juga akan memberikan nilai tambah bagi investor, dunia usaha, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) perusahaan. DP World juga diharapkan dapat memperkuat konektivitas Belawan dengan jaringan global yang dimilikinya.
Kerja sama pengelolaan BNCT tersebut bertujuan untuk mentransformasi Belawan melalui peningkatan kapasitas terminal, direct call, serta konektivitas terminal dan pelabuhan kecil dengan Terminal BNCT. "Kerja sama ini juga untuk pengembangan kawasan industri di sekitar pelabuhan," ucap Fajar.
Pelindo juga mematok peningkatan kapasitas BNCT. Fajar menuturkan kapasitas BNCT yang saat ini tercatat sebesar 600 ribu TEUs akan meningkat hingga dua setengah kali lipat menjadi 1,4 juta TEUs dalam enam tahun ke depan.