Dari Kedai Grosir, Siti Hajar Kini Menikmati Untung Jadi Agen BRILink

09 Mei 2023, 08:00 WIB

Siti Hajar saat melakukan transaksi jadi Agen BRILink di Medan (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times- Melipir ke Pasar Uka, Kelurahan Terjun Medan Marelan, sebuah kedai kelontong atau disebut juga grosir terlihat. Orang-orang hilir mudik masuk ke kedai itu. Beragam kebutuhan pokok seperti beras, gula, hingga beragam jajanan tersedia.

Tapi orang-orang yang datang ke situ tak sekadar untuk belanja. Sebagian datang untuk melakukan transaksi keuangan. Ya, Siti Hajar, sang pemilik kedai juga adalah agen BRILink. Spanduk besar itu sudah terpampang di pintu masuk tokonya.

"Awalnya memang kedai grosir. Tahun 2014 ini saya buka. Sejak dulu memang nasabah dan dapat pinjaman modal dari BRI," kata Siti kepada IDN Times, Sabtu (8/5/2023).

1. Awal mula ditawari jadi agen BRILink

Siti Hajar salah satu Agen BRILink di Medan (IDN Times/Doni Hermawan)

Seiring berjalannya waktu, kedai grosir Siti Hajar pun berkembang. Barang yang dijual semakin banyak dan lengkap.

"Tiga tahun saya buka kedai, orang BRI datang menawarkan jadi agen Brilink. Sekitar tahun 2017. Sejak itulah sampai sekarang di sini," kata Siti.

Saat itu fitur yang dimiliki agen BRILink belum selengkap sekarang. Program BRILink baru hadir pada 2014 dan belum terlalu banyak yang tahu. Termasuk awam bagi Siti.

"Gak tahu dulu, katanya bisa transfer, tarik uang. Sekarang sudah makin lengkap bayar segala macam iuran dan cicilan bisa," kata perempuan 40 tahun itu.

Siti Hajar termasuk salah satu agen yang tertua di Marelan. Rata-rata orang sekitar yang datang melakukan transaksi. Apalagi fee yang ditetapkan Siti per transaksi tak besar.Lokasi kedai Siti yang berada di area pasar sebagai pusat perdagangan juga cukup strategis.

"Kira-kira 80 sampai 100 orang per hari. Paling banyak sih biasanya tarik tunai. Agen-agen juga banyak yang transaksi di sini," beber Ibu empat anak itu.

2. Butuh tambahan modal semakin besar, Siti kembali dapat pinjaman BRI

Siti Hajar salah satu Agen BRILink di Medan saat melayani transaksi (IDN Times/Doni Hermawan)

Diakui Siti menjadi agen BRILink butuh modal yang tidak sedikit. Soalnya harus mendahulukan uang untuk membayar.

"Modal awal Rp20 juta. Makin banyak transaksinya, tentu makin butuh dana besar. Ya, syukurnya terus mendapat pinjaman BRI," katanya.

Dalam sehari dia bisa mencatat tranksasi Rp20-30 juta. Dengan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang tersedia lengkap, transaksi mudah. "Biasanya sih paling padat tanggal 1. Susahnya kalau sinyal lagi buruk," tambahnya.

Semakin berkembangnya kedai grosir miliknya dan transaksi agen BRILink, pendapatan Siti Hajar dan keluarga pun meningkat. Dia bisa menyekolahkan anak-anaknya. "Pasti ada keuntunganlah jadi agen BRiLink. Cukuplah untuk membiayai keluarga," bebernya.

3. Agen BRILink semakin menjamur dan jadi tantangan baginya

Siti Hajar salah satu Agen BRILink di Medan saat melayani transaksi (IDN Times/Doni Hermawan)

Kini agen BRILink semakin banyak dan menjamur di Medan. Khususnya daerah Marelan. "Makin banyak agen brilink sekarang, dulu masih saya sendiri di sini. Banyak juga yang menawarkan promo menarik, misalnya beberapa kali transaksi dapat beras. Intinya ini bagaimana menjaga kepercayana orang lain," kata Siti.

Sementara itu Wibi (37), salah satu warga yang memanfaatkan jasa Agen BRilink Siti Hajar untuk melakukan transaksi. Dia memilih melakukan transaksi di BRILink karena lebih praktis dan tidak mesti antre dibanding ke bank.

"Selain itu kan dekat juga dari rumah. Daripada jauh ke depan, Jalan Marelan Raya," kata Wibi yang biasanya melakukan penarikan uang.

BRI saat ini memang memermudah nasabahnya jika ingin jadi agen BRILink. Dari data di website resminya, hingga akhir Desember 2022, sudah ada 627 ribu agen BRILink di Indonesia. Ditargetkan akhir 2023 menjadi 650 ribu hingga bisa menjangkau seluruh pelosok tanah air.

Apalagi BRI memberikan kemudahan persyaratan bagi nasabah untuk menjadi agen BRILink. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan antara lain identitas pemilik seperti KTP dan NPWP, fotocopy dokumen legalitas usaha minimal dari RT/RW atau SIUP, SITU, TDP (untuk agen berbadan usaha), izin usaha lainnya serta tentunya rekening tabungan.